Menteri Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut RI kini sudah naik kelas. Dari yang tadinya sebagai pengimpor kini menjadi pengekspor besi tahan karat (stainless steel) bahkan yang terbesar kedua di dunia. Prestasi semacam ini harus dipertahankan dan ditingkatkan agar nilai tambah barang-barang produksi dari Indonesia bisa naik di mata dunia.
"Sekarang kita menjadi pengekspor stainless steel terbesar nomor 2 di dunia. Dulu kita masih impor, sekarang sudah naik," ujar Bahlil di hadapan para mahasiswa Universitas Citra Bangsa, Sabtu (22/5/2021).
Penguatan dunia industri ini penting menurut Bahlil, agar Indonesia di mata dunia, tak hanya dikenal karena pariwisata di Bali dan Labuan Bajo saja, misalnya. Indonesia harus menjadi negara industrialis terbaik di dunia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Supaya apa, negara kita jangan lagi dikenal karena hanya Bali karena pariwisatanya. Hanya karena Labuan Bajo dengan pariwisatanya. Dunia harus tahu Indonesia adalah negara industrialis yang terbaik. Ini yang sekarang kita dorong," imbuhnya.
Ia memaparkan komitmen pemerintah terkait target industrialisasi tersebut terbukti dari raihan investasi yang diraup untuk Indonesia. Menurut Bahlil, baru di pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) saja, Indonesia mampu meraup investasi hingga Rp 142 triliun untuk membangun pabrik baterai untuk mobil listrik di Tanah Air.
"LG itu investasinya US$ 9,8 billion itu setara Rp 142 triliun. Tidak pernah negara ini mendapatkan investasi pasca reformasi sebesar Rp 142 triliun, baru kali ini di pemerintahan bapak Jokowi," ungkapnya.
"Sebentar lagi di bulan Agustus pembangunan 10.000 giga pertama untuk baterai mobil di Jawa Barat, kita bikin lagi nanti di Jawa Tengah. Ini semuanya harus kita lakukan," tambahnya.
Perkembangan ini, juga harus diiringi oleh peningkatan kualitas SDM di dalam negeri. Ia mendorong para mahasiswa untuk meningkatkan skill-nya selama masih duduk di bangku kuliah agar siap menjadi bagian dari kemajuan tersebut. "Jadi kita harus mendorong adanya investasi besar untuk kemudian yang lainnya juga bisa tumbuh," tuturnya.