PHK Buruh Sejak Awal 2021 Nyaris Tembus 50 Ribu Orang

PHK Buruh Sejak Awal 2021 Nyaris Tembus 50 Ribu Orang

Siti Fatimah - detikFinance
Senin, 23 Agu 2021 15:31 WIB
Ilustrasi PHK
Foto: Ilustrasi PHK (Tim Infografis: Zaki Alfarabi)
Jakarta -

Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) mencatat hampir mendekati 50 ribu buruh kehilangan pekerjaannya alias di PHK sejak awal tahun 2021. Presiden KSPI, Said Iqbal mengatakan, ancaman PHK semakin besar seiring dengan kebijakan pemerintah terkait penanganan pandemi COVID-19.

"Ancaman PHK sudah di depan mata, data KSPI mendekati 50 ribu dari mulai awal tahun 2021 termasuk kasus yang tidak berurusan dengan covid. Dampak PHK ternyata sudah terjadi, industri yang terkena PHK adalah tekstil, garmen, sepatu. Kenapa? Karena buyer di luar negeri (menurun)," kata Said dalam konferensi pers virtual, Senin (23/8/2021).

Dia mencontohkan, untuk produksi sepatu seperti Nike, Adidas, Puma dengan orientasi ekspor terjadi penurunan kapasitas produksi karena permintaan menurun, sama halnya dengan industri tekstil seperti Uniqlo atau H&M. Menurutnya, di Bandung Barat buruh yang di-PHK hampir 7.100 orang dan di Cimahi hampir 4.000 orang.

Industri lain yang terkena PHK yaitu pabrik yang memproduksi komponen otomotif dengan orientasi ekspor. Selain Jepang yang masih memiliki kondisi pasar yang baik, kata dia, negara lain mengerem permintaan produk dari Indonesia.

"Katakanlah onderdil mobil atau jok mobil, karena orderan turun dan kapasitas produksi turun ya terdampak. Dan itu sudah di PHk masih ratusan buruh yang ter PHk di komponen otomotif. Karyawan kontrak dipecat. Masih ada pengangguran baru," ujarnya.

Sama halnya dengan industri keramik, farmasi, baja hingga pertambangan. Khusus di industri farmasi terjadi PHK karena adanya penurunan produksi obat non COVID-19.

"Saya nggak tahu itu apakah ada kebijakan principalnya, nanti kita dalami lagi. Industri baja juga mengalami penurunan, pertambangan juga menurun, batu bara dalam waktu dekat tidak akan naik. Kami sedang menghitung tapi dalam industri itu sudah tercatat bahwa terjadi penurunan jumlah karyawan," jelasnya.

Dia mengatakan, kunci utama untuk menghindari PHK yaitu tercapainya herd immunity. Pihaknya mendorong agar buruh dan perusahaan mengambil sikap.

"Kami belum mencatat ada investasi baru yang menyerap tenaga kerja, yang ada karyawan tetap dipecat dan direkrut baru. Seolah-olah itu penyerapan tenaga kerja baru," tandasnya.

(eds/eds)

Hide Ads