Bagaimana upayanya untuk bangkit?
Pada 14 September, Evergrande mengumumkan mereka telah menggaet penasihat keuangan untuk bisa menganalisis situasi dan mencari solusi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejauh ini, manajemen berusaha untuk menekan pengeluaran perusahaan, akan tetapi gagal menemukan pembeli untuk bisnis di sektor kendaraan listrik dan bisnis layanan properti.
Perusahaan juga telah mencoba untuk menjual menara kantornya di Hong Kong, yang dibeli sekitar US$ 1,6 miliar atau sekitar Rp 22,8 triliun pada tahun 2015. Namun belum terjual sesuai target.
Bagaimana reaksi investor?
Masalah Evergrande ini akhirnya pecah, terjadi aksi protes di kantor pusatnya di Shenzhen. Rekaman dari Reuters menunjukkan sejumlah demonstran di lokasi menemui perwakilan perusahaan.
Investor sudah cemas selama berbulan-bulan, mereka telah kehilangan nilai saham lebih dari 80% di tahun ini. Awal bulan ini, Fitch dan Moody's Investors Services sama-sama menurunkan peringkat kredit Evergrande, dengan alasan masalah likuiditas.
"Kami melihat default dari beberapa jenis sebagai kemungkinan," tulis Fitch dalam catatan baru-baru ini.
Situasi ini juga menakut-nakuti investor di China. Indeks Hang Seng (HSI) pada hari Senin turun 3,3%, mengalami penurunan terburuk dalam hampir dua bulan.
"Menurut pendapat kami, bagaimana tekanan kredit Evergrande akan diselesaikan akan mendorong sentimen pasar," tulis analis Goldman Sachs baru-baru ini. Mereka menambahkan bahwa pasar obligasi China bisa terpukul dan hilangnya kepercayaan bisa berdampak pada sektor peroperti.
Apa yang bisa terjadi selanjutnya?
Analis mengharapkan pemerintah China turut campur tangan untuk membatasi dampak jika Evergrande tumbang. Pihak berwenang juga diminta mengawasi dengan seksama.
Pekan lalu, Fu Linghui, juru bicara Biro Statistik Nasional China, mengakui kesulitan menghadapi beberapa perusahaan real estate besar. Dia tak menyebutkan Evergrande secara langsung.
Masalah keuangan Evergrande telah secara luas dijuluki oleh media China sebagai 'lubang hitam besar'. Julukan ini memberikan arti perlu uang dengan jumlah tak terhingga untuk menyelesaikan masalah.
"Kami pada akhirnya berharap bahwa pemerintah akan campur tangan dalam kasus Evergrande, karena tidak akan membiarkan default perusahaan menyebar ke sistem perbankan," kata Bekink.
(fdl/fdl)