Kisah GoTo: Heboh di Awal, Kena Gugatan Merek Kemudian

Siti Fatimah - detikFinance
Minggu, 14 Nov 2021 11:02 WIB
Jakarta -

Gojek dan Tokopedia merger membentuk nama GoTo. Kombinasi kedua perusahaan ini disebut akan berkontribusi sebesar 2% pada Produk Domestik Bruto (PDB).

Namun, akhir-akhir ini nama GoTo sebagai entitas baru dari dua perusahaan kenamaan anak bangsa menjadi pusat perhatian setelah munculnya dugaan plagiat dan melanggar hak atas merek.

Kilas balik ke belakang, isu merger GoTo mencuat sejak awal tahun ini. Kabar merger bermula dari salah satu sumber yang menyatakan bahwa Gojek dan Tokopedia tengah mempertimbangkan potensi merger sejak 2018.

Hingga akhirnya, hal itu jadi kenyataan. Kedua perusahaan mengumumkan merger pada 17 Mei 2021. Setelah merger, Group GoTo pun diklaim sebagai perusahaan teknologi terbesar di Indonesia.

GoTo dipimpin oleh Andre Soelistyo dari Gojek sebagai CEO Group sekaligus penanggung jawab GoTo Financial dan Patrick Cao dari Tokopedia sebagai Presiden GoTo. Sedangkan, Kevin Aluwi akan tetap menjabat sebagai CEO Gojek dan William Tanuwijaya akan tetap menjadi CEO Tokopedia.

"Hari ini adalah hari yang sangat bersejarah dengan dibentuknya Grup GoTo serta menandai fase pertumbuhan selanjutnya bagi Gojek, Tokopedia dan GoTo Financial," kata Andre dalam keterangan tertulis, Senin (17/5) lalu.

Merger Gojek dan Tokopedia pun menjadi angin segar bagi mitra driver Gojek yang berpeluang mendapatkan pendapatan lebih besar dari pengguna Tokopedia. Sementara penjual dan mitra merchant dari berbagai skala bisnis digadang-gadang akan mendapatkan berbagai manfaat dan kesempatan untuk meningkatkan usahanya.

Saat mengumumkan peresmian merger, pihak GoTo tidak menyebutkan valuasi dari perusahaan. Namun, Reuters sempat memperkirakan angkanya mencapai US$ 18 miliar atau sekitar Rp 261 triliun.

Sedangkan menurut CBInsights, Gojek memiliki valuasi US$ 10 miliar atau sudah menyandang status sebagai Decacorn. Sementara Tokopedia senilai US$ 7 miliar.

Jika ditelisik lebih jauh, valuasi Rp 261 triliun itu berarti lebih besar dengan kapitalisasi pasar PT Astra International Tbk yang sebesar Rp 210 triliun (per 17 Mei 2021). Padahal Gojek dan Tokopedia jauh lebih muda dibandingkan Astra.

Gojek baru berdiri pada 2010 dan memiliki aplikasi pada 2015, sedangkan Tokopedia berdiri pada 2009. Astra justru sudah lebih dulu berdiri sejak tahun 1957 dengan lebih dari 200 anak usaha.

Lanjutkan membaca -->




(zlf/zlf)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork