Ukuran Camilan Menciut, Kita yang Makin Gede Atau Dimakan Inflasi?

Ukuran Camilan Menciut, Kita yang Makin Gede Atau Dimakan Inflasi?

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Jumat, 21 Jan 2022 12:38 WIB
Contoh snack atau makanan ringan yang ukurannya mengecil
Foto: Sylke Febrina Laucereno
Jakarta -

Ukuran atau berat bersih makanan ringan alias camilan masa kecil makin lama makin menyusut. Bahkan ada yang ukurannya sebesar jempol tangan.

Pada awal tahun 2000an ketika jajanan kemasan mulai booming, ukuran rasanya masih besar. Sebenarnya, kita yang membesar atau makanan ini yang mengecil?

Menjawab pertanyaan ini, Direktur Riset CORE Indonesia Piter Abdullah mengungkapkan jika sebenarnya banyak produsen yang melakukan penyesuaian produk di masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada penyesuaian yang dilakukan oleh produsen, semuanya karena demi menyesuaikan daya beli masyarakatnya. Karena memang masyarakat kita masih ada pasarnya meskipun beli makanan dalam ukuran kecil," kata dia saat dihubungi detikcom, Jumat (21/2/2022).

Piter mengungkapkan, jadi faktor utamanya bukan karena anak-anak zaman dulu yang sudah menjadi besar.

ADVERTISEMENT

"Ukurannya memang beda, kalau dulu misalnya sekian gram. Sekarang dikurangi beberapa gram. Sekali lagi memang karena menyesuaikan kondisi daya beli masyarakat," ujar dia.

Sekadar informasi, daya beli masyarakat adalah kemampuan masyarakat atau konsumen untuk membeli barang yang dibutuhkan. Termasuk kemampuan untuk membeli camilan atau makanan ringan yang ada sekarang.

Nah salah satunya daya beli ini sangat dipengaruhi oleh perubahan inflasi yang merupakan kenaikan harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus dalam jangka waktu tertentu.

Jadi produsen juga berupaya sekuat tenaga untuk tetap mempertahankan produk dengan harga yang sama, meskipun ada ukuran yang harus dikorbankan. Asalkan tetap terjangkau oleh masyarakat.

"Contoh lagi sampo sachet itu kan kecil-kecil yah, kalau mereka jual literan belum tentu laku. Mereka berupaya untuk membuat kemasan kecil agar bisa terbeli. Meskipun secara ekonomi itu tidak ekonomis juga," jelas dia.

Lihat juga Video: Amerika Serikat Alami Inflasi Tertinggi dalam 4 Dekade

[Gambas:Video 20detik]



Direktur Center of Economics and Law Studies (CELIOS) Bhima Yudhistira Adhinegara mengungkapkan strategi mengecilkan ukuran produk maupun kemasan ini dinamakan downsizing.

"Ini strategi yang biasa dilakukan produsen makanan minuman untuk menyesuaikan dengan daya beli masyarakat," kata Bhima.

Dia mengungkapkan dulunya banyak kemasan snack yang ukurannya sama, sedangkan sekarang makanan itu ukurannya berbeda, ada yang jumbo dan ada yang kecil.

Hal ini tak cuma terjadi pada makanan, tapi di produk minuman bersoda juga ada. Contohnya pada minuman bersoda sekarang ada yang ukuran 250 ml dan masuk ke warung kecil, padahal tahun 1990an minuman bersoda laris dengan ukuran 1,5 liter.

Menurut Bhima strategi downsizing ini makin marak dilakukan karena kondisi ekonomi sedang lesu. Lalu cara mempertahankan marketshare ini adalah dengan mengecilkan ukuran produk dan harga tidak dinaikkan.

"Inflasi juga menjadi salah satu faktor utama, terutama inflasi dari sisi penawaran. Harga bahan baku seperti minyak goreng atau gandum naik maka efeknya juga ke biaya produksi," jelas Bhima.

Belum lagi dtambah dengan biaya transportasi yang makin mahal, ini menjadi faktor krusial untuk mengecilkan ukuran produk. "Tahun 2022 inflasi diperkirakan menembus 4% lebih dan ini juga menjadi pertimbangan produsen makanan ringan untuk mengeluarkan varian produk yang lebih kecil," jelasnya.


Hide Ads