Lebih dari sepekan minyak goreng di Labuhanbatu, Sumatera Utara (Sumut) langka. Parahnya lagi, kalaupun ada harganya juga jauh di atas ketentuan pemerintah.
Kondisi lebih parah bahkan telah terjadi mulai hari ini. Jika sebelumnya minyak goreng masih bisa didapatkan, kini mayoritas pedagang mengalami kekosongan stok minyak goreng, karena tidak mendapat pasokan.
"Sudah seminggu lebih kami nggak jual minyak goreng. Nggak ada barang," kata seorang pedagang di Pasar Glugur Rantauprapat, Lili kepada detikcom, Senin (7/2/2022)
Lili mengatakan kondisi langka mulai terjadi sejak pemerintahan menetapkan harga eceran tertinggi minyak goreng kemasan. Akibatnya dia mengaku kehilangan omset penjualan yang cukup signifikan.
Kondisi serupa juga dialami banyak pedagang lainnya. Rata-rata pedagang mengaku tidak lagi mendapat pasokan sejak beberapa hari yang lalu.
"Beberapa hari lalu masih jual. Itupun karena ada stok sebelumnya. Ini sudah tidak jual lagi. Kalau kerugian ya pasti, biasanya saya bisa jual 80 sampai 100 kilogram per hari," kata Ibnu, seorang pedagang lainnya.
Selain merugikan pedagang di pasar, kondisi ini juga menyusahkan pemilik warung eceran. Seorang pemilik warung mengaku harus mencari ke berbagai tempat untuk mendapatkan minyak goreng.
"Saya sudah berkeliling-keliling dari Glugur sampai Pajak Lama. Tapi nggak ada barang," katanya.
Dari pengamatan yang dilakukan detikcom, di seputaran kota Rantauprapat, sangat sedikit pedagang besar (grosir) yang masih menjual minyak goreng. Dua diantaranya adalah sebuah toko di Pasar Glugur dan toko di Jalan WR Supratman.
Curhatan pedagang soal minyak goreng langka berlanjut ke halaman berikutnya. Langsung klik
(hns/hns)