Minyak Goreng Mahal Bikin Omzet Pedagang Gorengan-Ayam Penyet Tergerus

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Jumat, 18 Mar 2022 15:00 WIB
Foto: Trio Hamdani/detikcom
Jakarta -

Minyak goreng jadi bahan pokok berbagai macam jajanan di Indonesia, mulai dari gorengan hingga ayam penyet. Kini di tengah mahalnya harga minyak goreng, para pedagang mengeluh pendapatannya terus berkurang.

Mereka mengeluh pendapatannya tergerus untuk modal membeli minyak goreng. Belum lagi, harga bahan baku lainnya juga ikutan naik.

Seperti Susilo misalnya, penjaja gorengan di bilangan Cipete, Jakarta Selatan ini menyatakan pendapatan hariannya kini tergerus 20% karena minyak goreng mahal.

"Ya kami pendapatan jadi tergerus juga, biarpun naikin harga tetap aja berkurang kita pendapatannya. Turun bisa 20% lah, sehari Rp 500 ribu bisa cuman Rp 350-400 ribuan aja," kata Susilo ditemui detikcom di lapaknya, Jumat (18/3/2022).

Pendapatannya bisa berkurang segitu besar juga karena bahan pokok lainnya naik. Namun, menurutnya paling besar memang minyak goreng kenaikannya. Maka dari itu dia pun memilih untuk menaikkan harga gorengannya.

"Minyak goreng bahan pokok buat kita. Tapi yang lain ikut naik juga. Ya terigunya, tempenya, tahunya," kata Susilo.

Ada juga Evi, seorang pedagang ayam penyet dan warung nasi kecil-kecilan di bilangan Fatmawati, Jakarta Selatan, juga mengeluh pendapatannya ikut berkurang imbas dari mahalnya minyak goreng. Katanya, modal jualan makin besar akhir-akhir ini, sehingga keuntungannya pun berkurang.

"Ya pendapatan saya ikut tergerus, udah modal mahal, ini belum lagi kalau lagi sepi," ujar Evi ditemui di warungnya.

Dia bilang bahan baku dagangannya yang naik pun bukan hanya minyak goreng saja. Dari cabai sampai telur pun naik. Kini, pendapatannya tergerus dari yang pernah mendapatkan Rp 400 ribu per hari, kini mendapatkan Rp 250 ribu saja sulit sekali.

"Biasanya kan bersih tuh dapet Rp 300-400 ribu, ini sekarang sejak minyak goreng naik Rp 250 ribu aja sudah syukur. Kena minyak goreng, barang yang lain juga mahal kan, cabe, sampai telor juga naik. Jadi dagang modalnya gede," ungkap Evi.

Dul juga merasakan hal yang sama, pedagang olahan gorengan combro-misro di Cipete ini mengaku pendapatannya berkurang karena modal berdagang makin besar karena minyak goreng naik. Pendapatan hariannya bisa turun sampai Rp 50 ribu cuma untuk beli minyak goreng saja.

"Pendapatan kita ya keambil ini, biasa bisa Rp 300 ribuan. Sekarang ya cuma Rp 250 ribuan. Semua kepotong buat minyak goreng, Rp 50 ribuan lah nambah buat modal minyak goreng," ungkap Dul di lapaknya.

Sebelumnya, pemerintah sendiri telah melepas harga minyak goreng kemasan ke harga pasar, harga eceran tertinggi (HET) tak lagi berlaku. Pantauan terakhir detikcom di minimarket, untuk kemasan pouch premium harganya sudah dipatok di kisaran Rp 24 ribu per liter, untuk dua liter terpantau dijual di harga Rp 47-51 ribuan.

Sementara itu, khusus minyak curah HET tidak dihilangkan. Hanya saja jumlahnya naik, dari awalnya HET minyak curah hanya Rp 11.500 per liter, kini jadi Rp 14.000 per liter.



Simak Video "Video: Rincian Sumber Uang Rp 11,8 T Disita di Kasus Korupsi Minyak Goreng"

(hal/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork