Harga Pangan Melejit, Ini Harapan Pengusaha Warteg Hingga RM Padang

Harga Pangan Melejit, Ini Harapan Pengusaha Warteg Hingga RM Padang

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Minggu, 12 Jun 2022 21:30 WIB
Sejumlah komoditas pangan di Kota Bandung mengalami kenaikan harga menjelang Lebaran 2021. Di Pasar Kosambi, harga daging sapi, ayam potong dan cabai tanjung mengalami kenaikan.
Foto: Wisma Putra
Jakarta -

Para pemilik gerai masakan merasa resah. Pasalnya, harga bumbu dapur dan bahan pokok lainnya yang melambung tinggi membuat mereka mengalami penurunan pendapatan.

Seperti yang dialami oleh Rohani, pemilik Warteg Berkah yang pusing melihat kenaikan bahan pokok ini. Dirinya berharap agar pemerintah segera mengambil tindakan demi mewujudkan penurunan harga-harga komoditas ini.

"Kalau memang karena musim dan gagal panen, pemerintah mungkin bisa coba bantu para petani juga. Kasihan juga mereka ditambah harga pupuk yang sekarang mahal juga," ujar Rohani kepada detikcom, Minggu (12/06/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rohani juga mengaku bahwa dirinya sebenarnya tidak mengetahui alasan kenaikan harga ini karena informasi yang simpang siur. Namun yang ia tahu, kenaikan ini sudah berlangsung dari setelah lebaran dan berangsur naik hingga sekarang.

"Dari mulai cabai rawit, cabai keriting, telur, kemudian tomat. Semuanya tinggi. Bahkan tomat saja yang biasa Rp 10 ribu per kg, ini jadi Rp 20 ribu," ujar Rohani.

ADVERTISEMENT

"Kalo sudah begini mau gimana lagi. Harga mahal mah resiko yang dagang. Hanya bisa pasrah. Udah ganti harga inimah bukan naik lagi. Kalo udah naik gitu pasti terus, gaakan berhenti," tambahnya.

Rohani mengatakan bahwa dari pengalaman yang lalu-lalu, kejadian kenaikan ini akan terus berjalan, dan kalau pun akan berhenti, dirinya menduga hal itu akan membutuhkan waktu yang lama.

Bersambung ke halaman selanjutnya.

Aprizon, pemilik Rumah Makan Padang Simpang Jaya di Jl. Muria, Menteng Dalam mengatakan bahwa harapannya tidak terlepas dari penurunan harga komoditas pangan ini, terutama cabai.

Pasalnya, Aprizon menambahkan kalau berjualan masakan padang akan sangat sulit untuk mengakali penggunaan cabai, dimana cabai sangat identik dengan tampilan dan rasa masakan padang itu sendiri.

"Ngakalinnya susah. Nanti warnanya jelek. Kalo gule misalnya pake cabe giling, kalo yang lain juga gitu nanti pucat," tutur dia.

Aprizon juga mengaku kebingungan dengan alasan yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga ini. Dirinya yakin, diluar masalah musim, ada permainan oknum.

"Ini berlangsung sudah dari setelah lebaran. Bagaiman bisa coba? Ini pasti ada sesuatu. Seharusnya pemerintah segera turun tangan," katanya.

Dia sangat berharap harga komoditas pangan ini, terutama cabai, bisa segera turun. Pun rumah makan padang, katanya, membutuhkan modal yang bisa dibilang tinggi.

"Dari mulai daging, telur, paru, ayam, dan lain-lain. Belum sekarang ditambah dengan cabai yang melonjak tinggi. Makin pusing," tambahnya.

Sebagai tambahan informasi, kenaikan harga beberapa komoditas pangan terpantau di Pasar Lokbin Muria Dalam dari mulai beberapa jenis cabai merah yang mencapai Rp 100 ribu per kg, telur ayam negeri Rp 30 ribu per kg, hingga beberapa jenis sayuran seperti tomat yang menyentuh angka Rp 20 ribu per kg.


Hide Ads