Kinerja Ekspor Sumbang Pertumbuhan Ekonomi RI di Q2-2022

Kinerja Ekspor Sumbang Pertumbuhan Ekonomi RI di Q2-2022

Yudistira Perdana Imandiar - detikFinance
Minggu, 07 Agu 2022 21:03 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan melakukan pelepasan ekspor 3.800 metrik tonΒ baja struktur dan plat baja ke Selandia Baru. Baja tersebut merupakan hasil produksi PT Gunung Raja Paksi, Tbk, di Cikarang Barat, Bekasi, Selasa (26/7/2022).
Foto: dok. Kemendag

Zulkifli menambahkan kinerja ekspor ke negara mitra dagang utama Indonesia pada triwulan II juga tercatat positif. Ekspor ke RRC yang merupakan negara mitra dagang utama Indonesia tercatat sebesar US$ 15,18 miliar. Nilai ekspor ke RRC ini berkontribusi sebesar 21,54% dari ekspor Indonesia pada triwulan II. Selain itu, pada periode yang sama, ekspor ke India juga tumbuh pesat yaitu sebesar US$ 6,89 miliar, atau meningkat dibandingkan triwulan I yang tercatat sebesar US$ 4,53 miliar.

Sementara itu, dari sisi impor, data statistik menunjukkan pada triwulan II impor Indonesia tercatat tumbuh positif sebesar 4,5% dibandingkan triwulan I. Zulkifli menerangkan pertumbuhan impor ini sebagian besar berasal dari peningkatan nilai impor migas yang mencapai US$ 10,84 miliar pada triwulan II ini, atau meningkat dibandingkan triwulan I yang tercatat sebesar US$ 8,62 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan pertumbuhan ekspor yang tinggi, neraca perdagangan Indonesia pada triwulan II mencatat surplus yang cukup lebar mencapai US$ 15,55 miliar. Nilai ini melampaui surplus triwulan I yang hanya tercatat sebesar USD 9,33 miliar," tutur Zulkifli.

Sementara itu, lanjut Zulkifli, pada periode Januari-Juni 2022, total surplus neraca perdagangan Indonesia sebesar 24,89 miliar. Hal itu, kata Zulkifli, mencatatkan sejarah karena menjadi yang tertinggi dan melampaui surplus tertinggi sebelumnya pada 2007 sebesar US$ 20,15 miliar.

ADVERTISEMENT

Zulkifli mengulas situasi global yang penuh turbulensi saat ini diperkirakan masih akan tetap memberikan keuntungan pada harga komoditas dan menjadi 'durian runtuh' (windfall) bagi kinerja ekspor komoditas Indonesia ke depan.

"Namun demikian, Pemerintah Indonesia terus melakukan antisipasi melalui penguatan faktor-faktor produksi di dalam negeri dan memprioritaskan program-program yang menjaga kestabilan harga dan ketersediaan bahan pokok. Selain itu, Kementerian Perdagangan juga aktif melakukan diversifikasi akses pasar ekspor melalui sejumlah perjanjian perdagangan untuk tetap menjaga kinerja ekspor yang tumbuh sangat baik," ujar Zulkifli.


(ncm/ega)

Hide Ads