Beras Medium buat Konsumsi Nggak Impor, tapi Jenis Lain Masih

Beras Medium buat Konsumsi Nggak Impor, tapi Jenis Lain Masih

Ilyas Fadilah - detikFinance
Senin, 15 Agu 2022 20:59 WIB
Beras medium dan premium
Foto: Citra Fitri Mardiana/detikFinance: Contoh beras medium
Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima penghargaan dari Lembaga Penelitian Padi Internasional (International Rice Research Institution/IRRI) atas keberhasilan swasembada beras tahun 2019-2021.

Di sisi lain menilai kebutuhan beras konsumsi Indonesia sudah mencukupi. Bahkan stok beras nasional disebutnya dalam kondisi sangat aman.

Berdasarkan Survei Cadangan Beras Nasional (SCBN) 2022 yang merupakan hasil kolaborasi antara Kementan dan Badan Pusat Statistik (BPS), Stok beras nasional periode 31 Maret 2022 mencapai 9,11 juta ton beras.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia menambahkan, pada 30 April 2022 stok beras nasional meningkat 10,15 juta ton. Dengan ketersediaan beras yang sangat mencukupi, Kuntoro mengungkapkan Indonesia sudah tidak mengimpor beras konsumsi.

"Menurut catatan BPS, Indonesia sudah tidak melakukan impor beras untuk pasar konsumsi, yaitu beras jenis medium," jelas Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri melalui keterangan resmi, dikutip Senin (15/8/2022).

ADVERTISEMENT

Adapun beras yang masih diimpor Indonesia merupakan beras untuk keperluan industri. Tercatat Indonesia mengimpor beras khusus itu pada 2019 sebanyak 444,51 ribu ton, 2020 sebanyak 356,29 ribu ton, dan 2021 sebanyak 407,74 ton.

"Namun sebanyak 82% hingga 99% impor berupa broken rice atau beras pecah untuk bahan baku industri. Lagipula presentasinya sangat-sangat kecil dibandingkan produksi beras dan stok beras kita," tegas Kuntoro.

Jenis beras yang masih diimpor berlanjut di halaman berikutnya. Langsung klik

Lebih rinci, ia mengatakan broken rice yang berkode HS 10064090 tersebut sebagian besar digunakan untuk keperluan pakan ternak. Pada 2019, impor broken rice mencapai 98,6% dari keseluruhan impor beras. Sementara, pada 2020 capai 90,47%, dan 2021 sebanyak 81,63%.

Sebelumnya, Deputi Bidang Statistik Produksi BPS M Habibullah mengatakan pasokan beras nasional hingga Juni 2022 mencapai 9,71 juta ton. Hasil SCBN 2022 telah mengkonfirmasi posisi surplus beras periode 2019 sampai dengan Juni 2022 dengan menggunakan KSA (Kerangka Sampel Area) BPS.

"Stok beras kita mencukupi dan akan terus bertambah seiring dengan adanya panen tiap bulan hingga akhir Desember 2022," kata Habibullah.

Ia menyebutkan stok beras pada Juni 2022 sebagian besar berada di institusi rumah tangga yang mencapai 6,6 juta ton, kemudian di pedagang 1,04 juta ton, pada gudang Bulog 1,11 juta ton, penggilingan 0,69 juta ton, dan di horeka (hotel, restoran, catering) maupun industri sebesar 0,28 juta ton.


Hide Ads