Bicara soal Swasembada Pangan, Jokowi Paparkan Pencapaian Ini

Bicara soal Swasembada Pangan, Jokowi Paparkan Pencapaian Ini

Hanifah Widyas - detikFinance
Kamis, 18 Agu 2022 19:35 WIB
Jokowi Eksklusif CNBC
Foto: Dok CNBC Indonesia
Jakarta -

Meroketnya harga pangan akhir-akhir ini membuat daya konsumsi masyarakat terancam akan menghadapi inflasi. Melihat keadaan tersebut, banyak yang mulai mempertanyakan janji Presiden Joko Widodo soal swasembada pangan dan ketahanan Indonesia dalam menjaga daya beli masyarakat.

Dalam Program Special CNBC Indonesia Economic Update, Presiden Joko Widodo memaparkan jika daya tahan ekonomi masyarakat Indonesia masih dalam kategori yang kuat. Hal ini dibuktikan dengan konsumsi rumah tangga yang tumbuh di angka 5%, kemudian ada pula konsumsi listrik yang juga tumbuh di angka 2,5%.

Tidak hanya itu, Jokowi juga mengungkapkan pertumbuhan ekonomi di Indonesia memang banyak dipengaruhi oleh konsumsi rumah tangga bahkan menyebabkan surplus APBN sebesar Rp 106 triliun pada bulan Juli lalu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ini penting sekali kalau kita lihat konsumsi rumah tangga kemarin masih tumbuh di angka 5%, kemudian konsumsi listrik juga tumbuh di angka 2,5% ini sangat baik. Artinya apa? Ada kenaikan produksi di industri, di pabrik-pabrik, karena mereka meminta listrik yang lebih," papar Jokowi dikutip dari CNBC Indonesia, Kamis (18/8/2022).

Sementara soal swasembada pangan, Jokowi menegaskan satu bahan pokok yang sangat penting untuk dijaga produksinya, yakni beras. Diketahui dalam kurun waktu tujuh tahun, pihaknya telah selesai membangun 29 bendungan, 4.500 lembung, dan 1,1 juta hektar irigasi baru.

ADVERTISEMENT

"Inilah yang menyebabkan produksi beras kita terus naik karena apa? Karena ada airnya, ada bibit unggulnya, dan juga ekstensifikasi intensifikasi betul-betul itu di lapangan," jelasnya.

Ia juga mengungkapkan berkat segala upaya yang telah dilakukan, Indonesia berhasil memiliki ketahanan pangan yang baik sejak 2019. Tidak hanya itu, sejak 2019, swasembada beras Indonesia mendapat penghargaan International Rice Research Institute dan disaksikan juga oleh FAO.

Melihat hasil yang positif, Jokowi berencana untuk melanjutkan ke komoditas lain, salah satunya jagung. Adapun di tahun 2021, Indonesia hanya mengimpor 800 ribu jagung. Angka ini mengalami penurunan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, Indonesia mengimpor hingga 3,5 juta ton jagung.

"Ini sebuah capaian yang baik dan ini akan dilanjutkan untuk komoditas-komoditas yang lain, baik itu jagung. Jagung itu kita harus tahu tujuh tahun yang lalu kita masih impor 3,5 juta ton setiap tahun. Tahun kemarin kita hanya impor 800 ribu," ungkap Jokowi.

"Artinya memang ada peningkatan produksi sehingga impornya turun menjadi 800 ribu, itu pun juga jagung-jagung kualitas khusus untuk makanan dan minuman," imbuhnya.

Menurut Jokowi, swasembada pangan di Indonesia bisa terwujud seiring berjalannya waktu. Sebab, Indonesia memiliki 'jalan' yang jelas, roadmap yang jelas, rencana yang jelas, dan lapangan yang terus dipantau prosesnya.

"Satu-satulah, beras sudah, nanti jagung kita kejar, nanti gula kita kejar. Saya kira nanti ketemu kok karena kita punya jalan yang jelas, roadmap yang jelas, rencana yang jelas, lapangannya juga terus kita ikuti prosesnya," tandas Jokowi.

[Gambas:Video 20detik]




(ega/ega)

Hide Ads