Berdayakan Tetangga untuk Diversifikasi Usaha
![]() |
Masa pandemi juga menjadi tantangan bagi Musrianto, pemilik Toko SRC Nisa di Gresik, Jawa Timur. Saat omset toko tengah bagus-bagusnya, pandemi menghantam Indonesia. Segala lini kehidupan terdampak, termasuk bisnis toko kelontong. Setahun setelah pandemi, ia pun berpikir untuk mencoba diversifikasi demi menopang bisnis toko kelontong yang tengah sepi. Bersama istrinya, Musrianto memproduksi keripik pisang yang dijual dengan harga Rp5.500-Rp13.000.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keripik pisang itu ia titipkan di toko-toko anggota paguyuban SRC di daerah sekitarnya. Ternyata, penjualannya cukup bagus. Musrianto memperbanyak produksi dan memperluas penjualan dengan merambah paguyuban lain. Untuk memproduksi keripik pisang ini, ia juga memberdayakan ibu-ibu rumah tangga di sekitar kediamannya.
"Ibu-ibu tetangga sini yang enggak kerja, saya libatkan untuk membantu produksi. Lumayan buat pemasukan mereka," kata Musrianto.
Kini, melalui Pojok Lokal di SRC Nisa, Musrianto tak hanya memberikan ruang bagi produk makanan olahan rumahan yang diproduksinya. Tetangga-tetangga yang memproduksi aneka cemilan juga mendapatkan tempat. Ada yang memproduksi keripik singkong, sukun, talas, dan lain-lain. Musrianto bersyukur, usahanya juga menjadi berkah bagi lingkungan sekitar.
Usaha toko kelontong Musrianto telah dirintis sejak 2008, setelah ia memutuskan berhenti bekerja di sebuah pabrik. Dengan modal Rp 5 juta, ia membangun toko seadanya. Perkembangannya, kata dia, biasa saja. 10 tahun kemudian, medio 2018, Musrianto melihat berbagai tampilan toko anggota SRC yang terlihat menarik dan nyaman. Ia pun tertarik setelah ditawari menjadi anggota.
"Saya dapat undangan. Ditanya mau gabung SRC atau tidak, ya saya jawab mau," kata dia.
Pertengahan 2018, Toko SRC Nisa resmi bergabung dengan SRC. Sejak itu, tampilan dan penataan tokonya lebih modern sehingga berdampak ke omzet yang semakin naik. Dari awal toko berukuran 3x4 meter, kini semakin luas dengan ukuran 6x6 meter. Dalam menjalankan tokonya, Musrianto selalu menerapkan 3S yaitu Salam, Senyum, dan Sapa.
Berlanjut ke halaman berikutnya >>>