Tarif ojek online (ojol) resmi naik sejak Minggu 11 September kemarin. Driver ojol pun menyambut positif kenaikan tarif yang sudah berlaku tersebut.
Namun, nyatanya di balik sumringahnya 'abang ojol', masih ada keluh kesah yang tetap disuarakan. Meski tarif sudah naik, masih ada beberapa hal yang membuat para driver belum puas. Salah satunya, para driver merasa kenaikan tarif kurang berasa.
Sudarto misalnya, driver yang ditemui detikcom di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan ini mengaku senang tarif naik. Tapi, di balik naiknya tarif menurutnya potongan aplikasi juga ikut naik.
"Sama bae pendapatan kita belum tentu naik. Pendapatan sih sama aja. Justru potongannya yang naik, ini potongan juga sama-sama aja persenannya, kalau tarif naik kan dia juga ikut naik potongannya," kata Sudarto saat berbincang dengan detikcom, Minggu (11/9/2022).
Daripada banyak menggerutu Sudarto bilang sejauh ini dia lebih memilih tak banyak memikirkannya. Senang-senang saja, asal masih bisa narik. Kenaikan ini mungkin hanya bisa menambah koceknya untuk beli bensin yang harganya ikut naik.
"Kita mah ya senang-senang aja. Nikmatin aja emang kerjaannya begini. Paling ini buat nombok bensin aja," kata Sudarto.
Minta Potongan Aplikasi Dikurangi
Dalam aturan baru tarif ojol yang tertuang dalam Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 667 Tahun 2022 tentang Pedoman Perhitungan Biaya Jasa Penggunaan Sepeda Motor yang Digunakan untuk Kepentingan Masyarakat yang Dilakukan dengan Aplikasi sendiri potongan aplikasi diatur maksimal 15%.
Namun menurut para driver ojol biaya potongan masih terasa sangat tinggi. Sudarto bilang memang seharusnya potongan aplikasi dan biaya jasa aplikasi juga harus dipotong. Dengan begitu kenaikan tarif bisa lebih terasa.
"Harusnya tarif naik, potongan-potongan, biaya aplikasi itu juga bisa diturunin. Ini katanya 15% tapi kayaknya sama-sama aja potongan ke kita," ungkap Sudarto.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
(hal/dna)