Banyak pihak menyatakan bahwa Koperasi dan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah) adalah pilar ekonomi yang mampu menyelamatkan ketahanan ekonomi nasional. Salah satu indikasinya kelompok usaha ini mampu bertahan di saat-saat krisis, sedangkan korporasi besar justru banyak yang bertumbangan.
Anehnya, sejauh ini koperasi dan UMKM terkesan masih terpinggirkan ketika berhadapan dengan lembaga keuangan.
"Yang diinginkan oleh para pelaku UMKM adalah akses ke lembaga keuangan dengan lebih mudah. Kredit Usaha Rakyat (KUR) yang tanpa jaminan," kata Direktur Utama Bank Panin Dubas Syariah, 2011-2017, Deny Hendrawati dalam buku, "Perjuangan Wanita Membangun Keuangan Syariah". Buku karya Syaefurrahman Albanjary itu diluncurkan di sebuah hotel bintang lima pada Jumat (4/11/2022).
Pelaku UMKM, ia melanjutkan, juga menghendaki bank mau memprioritaskan profil usaha rakyat dengan aset, lama usaha dan laporan keuangan sebagai penunjang atau bukan pertimbangan utama pemberian pembiayaan. "Yang penting pelaku UMKM siap menerima pembinaan," kata Deny Hendrawati yang pernah berkarir di Bank Muamalat Indonesia (BMI) dan Bank Mega Syariah (BMS) itu.
Jika Bank Indonesia berani mengecualikan UMKM sebagai lembaga bisnis yang bebas mengakses pembiayaan. Sebab perlu disadari bahwa UMKM adalah pelaku bisnis yang menyelamatkan ekonomi nasional dalam setiap krisis sehingga mereka harus diberi fasilitas khusus agar pinjaman tidak selalu berbasis aset.
"Langkah ini bukan berarti tindakan mengistimewakan, melainkan pemihakan yang jelas kepada penyelamat ekonomi bangsa. Mereka harus dibangun dan dibimbing agar mampu bersaing dengan pengusaha besar," kata Deny Hendrawati.
Menjadi bankir, apalagi di perbankan syariah, bukanlah cita-cita Deny Hendrawati. Perempuan kelahiran Wonogiri, 5 Februari 1966, itu semula ingin menjadi dokter. Tapi belakangan nyalinya sedikit ciut mengetahui besarnya pengorbanan yang biasa dilakukan para dokter.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
(jat/dna)