Kewirausahaan Digital Dinilai Percepat Pertumbuhan Ekonomi Subkawasan

ADVERTISEMENT

Kewirausahaan Digital Dinilai Percepat Pertumbuhan Ekonomi Subkawasan

Jihaan Khoirunnisa - detikFinance
Jumat, 25 Nov 2022 20:31 WIB
BIMP-EAGA Business Council (BEBC) Business Forum
Foto: Kemenko Bidang Perekonomian
Jakarta -

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto optimistis pertumbuhan PDB RI bisa mencapai 1,5% serta peningkatan investasi asing langsung (FDI) sebesar 6%. Namun menurutnya perlu dukungan swasta agar dapat meningkatkan kinerja bisnis di tingkat lokal hingga internasional. Khususnya di masa rentan pascamitigasi dampak pandemi.

Karena itu, penting untuk memperdalam kerja sama subkawasan melalui forum Brunei Darussalam Indonesia-Malaysia-The Philippines - East Asean Growth Area (BIMP-EAGA). Menurut Airlangga, forum ini dibangun atas visi untuk mempersempit kesenjangan pembangunan dengan memajukan daerah.

"Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan akan bergantung pada sektor swasta yang dinamis, dengan lingkungan yang kokoh bagi bisnis untuk berkembang. Digitalisasi ekonomi yang sedang berlangsung secara besar-besaran juga membuka peluang kewirausahaan untuk menciptakan lapangan kerja dan mendorong pertumbuhan inklusif," kata Airlangga dalam keterangan tertulis, Jumat (25/11/2022).

Hal tersebut ia sampaikan pada acara BIMP-EAGA Business Council (BEBC) Business Forum di Pontianak, Kalimantan Barat.

Dikatakannya, pemerintah dan sektor swasta harus bersinergi dan memperkuat kemitraan. Khususnya dalam memastikan tersedianya tiga faktor utama yakni ukuran pasar yang memadai, akses pembiayaan yang lebih mudah, dan iklim investasi yang positif.

Apalagi dia menilai ekonomi digital yang berfokus pada kewirausahaan digital merupakan kunci penting untuk mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi.

"Digitalisasi ekonomi yang berlangsung masif telah membuka peluang kewirausahaan dan menciptakan lapangan kerja serta mendorong pertumbuhan ekonomi. Kewirausahaan digital diupayakan untuk mendorong pertumbuhan subregional secara keseluruhan," terang Airlangga.

Lebih lanjut Airlangga menjelaskan isu digitalisasi ekonomi juga menjadi prioritas dalam Keketuaan Indonesia pada ASEAN 2023. Hal ini mengingat di kawasan ASEAN terdapat potensi sebesar US$ 330 miliar untuk PDB di tahun 2030.

Diketahui, Studi ASEAN Digital Economy Framework Agreement saat ini juga tengah berjalan dan ditargetkan selesai pada pertengahan 2023. Sementara itu, perundingannya akan dimulai pada akhir 2023 dengan target selesai pada 2025.

Klik halaman selanjutnya >>>

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT