Celah RI Jadi Ekonomi Terbesar ke -7 Dunia

Kolom

Celah RI Jadi Ekonomi Terbesar ke -7 Dunia

Dato Sri Tahir - detikFinance
Rabu, 14 Des 2022 10:32 WIB
Pertumbuhan ekonomi RI di kuartal II-2021 diramal tembus 7%. BI menyebut hal ini karena pemulihan di sektor pendukung turut mendorong ekonomi nasional.
Foto: Agung Pambudhy

Bekal Pertumbuhan Indonesia

Pertama, selama 7 tahun terakhir, dibawah kepresidenan Jokowi, Indonesia mengalami banyak perubahan. Pada awal periode satu, subsidi BBM "menyandra" pembangunan. Sehingga tahun 2015, presiden mengambil langkah berani mencabut subsidi BBM dan mengalihkan dananya untuk investasi pembangunan, seperti infrastruktur, logistik, pertanian, perumahan rakyat, dan pekerjaan umum. Hasilnya kita sudah menikmati. Strategi penguatan investasi untuk pembangunan masa depan ini harus diperkuat dan diteruskan.

Kedua, Indonesia sedang menikmati tingkat reputasi internasional tertinggi. Tidak hanya telah membawa misi perdamaian, dengan berkunjung ke Ukraina dan Russia. Kita telah berhasil dengan baik menjadi presiden dan tuan rumah G-20, dan akan menjadi presiden ASEAN. Indonesia bukan lagi "Invisible giant," tetapi kita negara besar beraset reputasi internasional.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ketiga, Presiden Jokowi juga adalah presiden pertama yang memulai mengeksekusi pemindahan ibu kota untuk menggeser pembangunan yang sebelumnya Java-centric, menjadi Indonesia-centric. Presiden juga 15 kali ke Papua, dan melakukan pembangunan infrastruktur nasional. Ini mencerminkan visi pembangunan Indonesia yang berkualitas dalam kerangka NKRI.

Keempat, reputasi baik Indonesia juga sudah mulai direspon dunia. November lalu, sebagai wujud persahabatan, Uni Emirat Arab menghadiahi Masjid Raya Sheikh Zayed Solo, dan juga diberitakan akan membangun Masjid Presiden Joko Widodo di Abu Dhabi.

ADVERTISEMENT

Kelima, dikala banyak negara terancam krisis utang, Indonesia berhasil mendeliver stability. Sekitar 15-20 negara "Masuk ICU" IMF untuk bernafas bayar hutang. Indonesia dipercaya institusi-institusi global, kemampuan mengelola fiskal yang prudent, dan juga kemampuan kementerian keuangan berkoordinasi dengan otoritas moneter menjaga stabilitas dan pertumbuhan patut diacungi jempol. Dikala banyak negara krisis, RI tetap bisa stabil dan tumbuh adalah hasil kerja keras pemerintah.

What's Next

Pertama, dengan deglobalisasi dan krisis pangan-energi, pemerintah perlu meningkatkan ketahanan pangan di RI. Bahkan perlu fokus swasembada pangan dan proses yang menyokongnya, tidak hanya pada bahan pokok seperti beras, tapi juga bahan lain dan industri-industri pendukung pangan.

Kedua, RI sudah semakin memiliki tata kelola dan kelembagaan yang bagus. Sehingga pemerintah bisa optimal dalam mengalokasikan resources yang terbatas untuk optimalisasi dan mengejar pertumbuhan berkualitas.

Ketiga, adanya strategi membangun industri baterai terintegrasi. Cadangan nikel RI terbesar di dunia. Selain itu, RI labor-surplus. Industri baterai nikel bisa menyerap banyak tenaga kerja. Pengembangan industri baterai ini memanfaatkan dua competitive advantage RI, dan perlu dibangun di daerah-daerah ekonomi khusus luar Jawa. Dengan demikian RI mempunyai pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkualitas.

Di saat negara lain "gonjang-ganjing", mulai dari negara yang gonta-ganti pemimpin, sampai negara yang jadi luluhlantak karena ambisi popularitas pemimpinnya, kepemimpinan Presiden Jokowi mendeliver stabilitas dan pertumbuhan. Sehingga, banyak orang beraspirasi kepresidenan Jokowi diberi kesempatan mengantarkan Indonesia untuk bisa lebih lagi-bahkan menjadi top 7 kekuatan ekonomi terbesar dunia dalam 10 tahun.

Fight menjadi top 7 tidak mudah. Untuk mencapai, perlu New Economic Grand Scenario, dan kepemimpinan yang terbukti mampu. Brazil pernah menempuhnya di tahun 2000-an, ekonominya pernah ranking 8 dunia.

Contoh lain, Kamboja yang menempuh dan mengawal deregulasi-liberalisasi strategis. Kamboja berani memberikan hak milik tanah pada investor asing dan saya berbicara sendiri dengan perdana menterinya, program ini berhasil membuat perekoniannya tumbuh 7% terus.

RI juga sudah mempunyai UU Cipta Kerja yang bisa menjadi bekal pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi.

Dunia lagi dilanda krisis. Akan tetapi, seusai PDII, Winston Churchill berpidato, "Jangan menyia-nyiakan krisis." Kita harus jeli, inilah saatnya Indonesia berstrategi fight menjadi ekonomi terbesar ke-7 dunia dalam waktu 10 tahun.


(dna/dna)

Hide Ads