Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati bertanya apakah rencana penerapan cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) tepat atau tidak. Pertanyaan itu disampaikan kepada peserta Olimpiade APBN 2023 dari MAN Insan Cendekia Batam, Riau.
Seperti diketahui, pemerintah bersama DPR RI berencana membahas dan menerapkan cukai MBDK pada 2024. Sebelum menerapkannya, Bendahara Negara itu bertanya kepada pelajar yang cenderung suka dengan minuman-minuman manis.
"Saya mau bertanya kepada Anda, kalau pemerintah bersama DPR menyampaikan bahwa kita bisa memberlakukan cukai untuk minuman berpemanis. Kalian mungkin suka apakah minuman teh manis atau berbagai macam yang semuanya itu banyak manis-manisnya, itu favoritnya anak-anak nggak tahu gen Z atau milenial seperti kalian," kata Sri Mulyani dalam Final Nasional Olimpiade APBN 2023, Selasa (31/10/2023).
"Bagaimana menurut kalian instrumen cukai ini yang pasti akan mempengaruhi banyak sekali masyarakat terutama gen Z? Apakah itu merupakan suatu langkah yang tepat atau dia adalah sebuah langkah yang tidak populer namun perlu? Coba jelaskan," tambah Sri Mulyani.
Menjawab itu, pelajar MAN tersebut mendukung penerapan cukai MBDK. Menurutnya, kebijakan tersebut dapat mengurangi konsumsi dari komoditas yang dianggap membahayakan dan secara tidak langsung menekan belanja pemerintah di bidang kesehatan.
"Karena minuman berpemanis dapat mengakibatkan obesitas yang dapat mengakibatkan pembebanan terhadap belanja negara khususnya di bidang kesehatan," tutur pelajar MAN tersebut.
Sri Mulyani mengaku senang mendengar jawaban itu. Meskipun, disadari bahwa penerapan cukai MBDK akan menimbulkan kontroversi dari pengusaha maupun masyarakat yang gemar mengkonsumsi minuman berpemanis.
"Saya senang kalian menyampaikan bahwa cukai adalah instrumen untuk mengendalikan konsumsi dan pada saat yang sama kalian mengatakan itu adalah instrumen yang tepat untuk minuman berpemanis yang kalian sebutkan bisa memberikan dampak kesehatan," ucapnya.
(aid/ara)