Kesejahteraan warga Dusun Dayu, Desa Sumberharjo, Kecamatan Eromoko, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah mengalami peningkatan. Hal ini berkat program kemitraan yang dilakukan oleh PT HM Sampoerna Tbk. (Sampoerna) melalui perusahaan pemasok dengan petani-petani tembakau di sana.
Tidak hanya aspek ekonomi, aspek lainnya termasuk sosial juga ikut meningkat. Kehidupan warga yang bergabung dalam program kemitraan sejak 2014 ini menjadi lebih sejahtera. Kepala Dusun (Kadus) Dayu, Supriyono (45) membenarkan hal ini.
Supriyono mengenang awalnya warga Dusun Dayu yang menjadi petani mitra hanya berjumlah tujuh orang. Kini, jumlah itu bertambah hingga lebih dari empat kali lipat. Supriyono mengatakan hal ini tidak lepas dari hasil pertanian tembakau.
Warga lain yang melihat tetangganya lebih sejahtera setelah bergabung dengan program kemitraan pun tertarik untuk memilih mengikuti jejak yang sama untuk ikut menjadi petani mitra. Sekarang ada 31 warga Dusun Dayu yang ikut program kemitraan petani tembakau.
"Keberadaan pertanian tembakau saat ini memang sangat menopang kehidupan masyarakat. Selain tanaman pangan (padi), tembakau menjadi andalan warga untuk menopang perekonomian," kata Supriyono dalam keterangan tertulis, Rabu (23/10/2024).
Perubahan kesejahteraan warga yang menjadi petani mitra pemasok Sampoerna, kata Supriyono, biasanya semakin terlihat ketika musim panen tembakau selesai. Para petani mitra dapat merenovasi rumah, membeli alat produksi dan kendaraan, hingga memperluas lahannya.
"Perubahannya banyak. Selesai panen tembakau itu hampir semua petani renovasi rumah. Ada juga yang beli tanah, sepeda motor dan lainnya," terangnya.
Supriyono berujar, keberadaan program kemitraan juga meningkatkan tingkat pendidikan warga Dusun Dayu. Sebab para petani tembakau jadi bisa membiayai pendidikan anak-anaknya hingga ke jenjang yang lebih tinggi.
"Pendidikan anak lebih tinggi karena ada dana dari hasil bertani tembakau," ujarnya.
Serap Tenaga Kerja
Sejak ada program kemitraan, kata Supriyono, lahan pertanian warganya tidak lagi dibiarkan kosong semasa musim kemarau. Pasalnya, mereka bisa menanaminya dengan tembakau.
"Alhamdulillah sekarang terus ditanami tembakau. Selama setahun penuh, kadang sampai musim (tanam padi), tembakau masih dipetik," terangnya.
Supriyono juga menyampaikan, pertanian tembakau di bawah program kemitraan telah menyerap banyak tenaga kerja atau buruh. Bahkan, tidak sedikit petani tembakau Dusun Dayu yang mencari buruh hingga ke desa lainnya.
"(Di Dusun Dayu) semua terserap menjadi buruh pertanian tembakau. Kadang malah ambil buruh dari luar (dusun) karena perlu bantuan banyak buruh tani," katanya.
Para buruh ini biasanya dibutuhkan saat pengolahan tanah untuk masa tanam dan ketika masa panen tembakau tiba.
Dari aspek sosial, lanjut Supriyono, lebih banyak warga yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan desa sejak ada program kemitraan, tidak sekadar hadir. Misalnya, apabila ada kegiatan sosial di desa, para petani mitra selalu mendukung termasuk secara finansial.
"Warga sekarang lebih mudah ikut kegiatan sosial. Kegiatan (sosial) apapun pasti bisa terlaksana karena ada dana. Partisipasi warga lebih tinggi dan antusias," ujar Supriyono.
Supriyono berharap, program kemitraanSampoerna, utamanya dengan para petani tembakau di Dayu bisa terus berlanjut mengingat manfaatnya sebagai penopang perekonomian masyarakat.
(anl/ega)