Aneh Tapi Nyata! Konglomerat Ini Hidup Mengandalkan Barang Gratisan

Seorang konglomerat asal Jepang, Hiroto Kiritani (75), punya gaya hidup yang tidak biasa meski hartanya berlimpah. Sebab selama lebih dari 10 tahun, ia hidup hanya dengan mengandalkan barang-barang gratis yang didapat dari kupon.

Melansir dari SCMP, Jumat (3/1/2024), Kiritani merupakan seorang investor yang memiliki saham di lebih dari 1.000 perusahaan. Ia memulai kariernya sebagai pemain shogi profesional dan kerap diundang untuk mengajarkan permainan catur khas Negeri Sakura itu.

Dalam sebuah kesempatan, dirinya pernah diundang untuk mengajar catur Jepang di sebuah perusahaan sekuritas. Pada kesempatan itulah Kiritani mulai belajar menjadi investor dan dengan cepat mengumpulkan 100 juta yen pertamanya di pasar saham.

Hingga pertengahan tahun 2024, kekayaannya terus berlipat ganda hingga mendekati 600 juta yen atau setara dengan Rp 61,8 miliar (kurs Rp 103/yen Jepang). Meskipun kaya raya, Kiritani tetap menjalani gaya hidup hemat.

Ia mengenakan pakaian sederhana, menghindari merek mewah, dan bepergian hanya dengan sepeda yang diperolehnya secara gratis melalui kupon. Sedangkan untuk tempat tinggalnya lebih menyerupai gudang yang berantakan daripada rumah mewah.

Sehari-hari, Kiritani selalu berpacu dengan waktu untuk menebus kupon-kupon yang dimilikinya sebelum kadaluarsa. Seperti mengunjungi berbagai restoran untuk menebus kupon makan gratis.

"Ia menebus kupon keanggotaan pusat kebugaran, tiket film, layanan sauna, bernyanyi di bar karaoke, dan bahkan berpartisipasi dalam bungee jumping dan roller coaster, semuanya karena gratis," tulis SCMP dalam laporannya.

"Ia menerima lebih dari 300 kupon film setiap tahun dan dapat menonton hingga 140 film setiap tahunnya, melampaui jumlah film yang ditonton banyak kritikus film profesional. Namun, ia sering tidak tahu tentang film-film tersebut, ia hanya merasa bahwa kursi teater membantunya tidur," sambung laporan itu.

Adapun gaya hidup 'serba gratis' Kiritani ini dimulai setelah ia kehilangan sekitar 200 juta yen dalam kejatuhan pasar saham tahun 2008. Sejak saat itulah ia bertekad untuk tidak membuang-buang uang lagi.

Sejak saat itu ia dengan cermat mulai mengumpulkan kupon dan keuntungan sebagai pemegang saham dari lebih dari 1.000 perusahaan yang dimilikinya, termasuk di sektor makanan, pakaian, dan hiburan.