Rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengenakan tarif 50% untuk semua produk Brasil mulai 1 Agustus 2025 memicu kekacauan di industri jeruk negara tersebut. Harga anjlok, pabrik mulai mengurangi produksi, hingga petani mempertimbangkan membiarkan buah membusuk di pohon.
"Kita tidak akan mengeluarkan uang untuk panen kalau tak ada yang membeli," ujar Fabricio Vidal, petani dari Minas Gerais, seperti dilansir Reuters, Rabu (24/7/2025).
AS adalah pembeli utama ekspor jus jeruk Brasil, menyerap 42% dari total pengapalan atau senilai sekitar US$ 1,31 miliar dalam musim terakhir. Jika tarif baru diberlakukan, pintu ekspor bisa tertutup dan menekan petani habis-habisan.
Harga jeruk di Brasil anjlok menjadi 44 real atau sekitar US$ 8 per kotak bulan ini-hampir separuh dari harga tahun lalu, menurut indeks Cepea dari Universitas São Paulo. Padahal tarif belum berlaku, tapi dampaknya sudah terasa.
"Menjelang diberlakukannya tarif, kecemasan semakin meningkat," kata Ibiapaba Netto, Kepala Asosiasi Eksportir Jus Jeruk Brasil (CitrusBR).
Produksi jus jeruk di AS sendiri tengah terpuruk ke titik terendah dalam 50 tahun terakhir. Musim panen 2024/2025 hanya menghasilkan 108,3 juta galon, membuat 90% kebutuhan AS harus dipenuhi dari impor. Dan setengah dari jus jeruk yang diminum warga AS berasal dari Brasil di bawah merek-merek populer seperti Tropicana, Minute Maid, dan Simply Orange.
Sayangnya, Brasil tak bisa dengan mudah mencari pasar pengganti. Negara dengan pendapatan tinggi biasanya menjadi pasar utama jus jeruk, sementara banyak pasar potensial seperti India, Korea Selatan, dan China menghadapi tantangan tarif tinggi atau daya beli rendah.
Eropa sendiri sudah menyerap 52% ekspor jus Brasil, membuat potensi perluasan pasar di kawasan itu nyaris mentok.
Trump menaikkan tarif dari sebelumnya US$ 415 per ton menjadi setara US$ 2.200 per ton-melonjak 533%. Produsen AS pun ikut resah. Johanna Foods di New Jersey bahkan menggugat kebijakan itu karena dianggap merugikan perusahaan dan konsumen AS secara langsung.
Dua raksasa minuman seperti Coca-Cola dan PepsiCo juga diprediksi bakal terdampak, karena mereka menguasai sekitar 60% pasar jus jeruk di AS.
Upaya ekspor melalui negara ketiga seperti Costa Rica sempat jadi solusi, tapi CitrusBR menegaskan cara itu tak sesuai aturan Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD).
Dengan pilihan terbatas dan harga makin anjlok, sebagian petani Brasil mulai pesimistis. "Satu-satunya solusi adalah cari pasar baru. Tapi itu bukan sesuatu yang bisa terjadi dalam semalam," kata petani Ederson Kogler.
(rrd/rrd)