Wakil Menteri BUMN, Kartika Wirjoatmodjo mengungkapkan kembali rencana penawaran umum perdana saham (Initial Public Offering/IPO) PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel). Hal itu diungkapkannya menjadi panelis di acara HSBC Economic Forum yang bertajuk Orchestrating the next move: Transforming Indonesia into Asia's next supply chain hub secara virtual, Rabu (16/9/2020).
Dia mengatakan anak usaha PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk ini menjadi salah satu perusahaan yang masuk untuk melakukan IPO.
"Ke depan juga dalam berbagai klaster yang ada kita akan lakukan IPO dan strategic partnership seperti contoh di Pertamina, di Telkom di menara yaitu di Mitratel itu akan IPO," kata pria yang akrab disapa Tiko ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rencana Mitratel akan IPO sudah berhembus sejak 2012. Pada saat itu, Direktur Utama Telkom Rinaldi Firmansyah memastikan IPO Mitratel pada semester I-2013. Sebelum merealisasikan rencana tersebut, Mitratel harus mengejar kepemilikan 3.000 menara.
Baca juga: 5 Pilihan Telkom Lepas Saham Anak Usaha |
Namun, hingga saat ini rencana tersebut belum juga terealisasi. Mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini mengatakan, rencana IPO ini menjadi program BUMN dalam meningkatkan nilai tambah dan menjadikan BUMN sebagai lokomotif ekonomi.
"Tentunya ini semua menjadi bagian dari program BUMN untuk meningkatkan value creation dan menjadi lokomotif ekonomi, bukan hanya untuk BUMN tapi untuk juga mengangkut penumpang-penumpang dari seluruh sektor ekonomi yang lain termasuk swasta dan investor dari luar negeri," katanya.
Langsung klik halaman selanjutnya.
Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir menyatakan terus menjalankan program restrukturisasi, yakni dengan memangkas jumlah BUMN. Dia menyatakan, jumlah BUMN saat ini ada 107 BUMN, berkurang 35 dari sebelumnya 142 BUMN.
"Alhamdulillah dari 142 BUMN sekarang ini kita bisa mengkategorikan yang namanya BUMN tinggal 107, jumlahnya sudah turun signifikan," katanya dalam rapat dengan Komisi VI DPR, Jakarta, Selasa kemarin (9/6/2020).
Bahkan, Erick ingin jumlah BUMN menjadi 70 hingga 80 BUMN. Kemudian, dia menuturkan, klaster BUMN ini juga dipangkas dari 27 menjadi 12 klaster.
Pemangkasan BUMN bukan wacana baru lantaran Erick Thohir pernah menyampaikan akan mengurangi jumlah perusahaan pelat merah beserta dengan anak dan cucu usaha. Dalam catatan detikcom, dari 142 BUMN dan 800 anak cucu usaha dipastikan akan dikonsolidasikan 70%.
Lalu, dari 27 klaster BUMN akan dipangkas menjadi 12 klaster perusahaan sehingga memudahkan menteri dan wakil-wakilnya untuk melakukan pengawasan.
Adapun langkah konsolidasi anak usaha ini sudah dimulai dari melakukan rasionalisasi kepada tiga BUMN, yakni PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk, PT Pertamina (Persero) dan PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk
(hek/hns)