Pelaku pasar dibuat penasaran dengan pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir beberapa hari yang lalu. Mereka sangat menantikan realisasi dari pernyataan Erick yang bilang akan ada 12 perusahaan negara yang siap melantai di pasar modal.
Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, pihak BEI selalu membuka pintu selebar mungkin jika BUMN ingin IPO.
"BEI menyambut baik BUMN dan entitas anak untuk dapat melakukan IPO serta menjadi Perusahaan Tercatat di BEI," ucapnya kepada awak media seperti dikutip Minggu (7/2/2021).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, Nyoman menyatakan bahwa BEI siap memberikan dukungan mulai dari pendampingan hingga semua informasi yang dibutuhkan para BUMN maupun anak usahanya yang ingin melakukan IPO. Lalu apa sebenarnya yang membuat BUMN spesial dan selalu dinantikan para investor?
Nyoman mengatakan BUMN dan entitas anak yang sudah mejeng di pasar modal kebanyakan memiliki kinerja yang baik. Bahkan ada 5 BUMN dan anak usahanya yang masuk dalam daftar emiten berkapitalisasi jumbo.
"Saat ini sudah tercatat 15 BUMN dan 21 anak BUMN, dimana dari top 20 kapitalisasi pasar seluruh perusahaan yang tercatat di BEI terdapat 5 BUMN dan Anak BUMN yang masuk ke dalam daftar tersebut," tuturnya.
Jika dilihat secara fundamental menurut Nyoman emiten BUMN dan anak BUMN mencatatkan kinerja keuangan yang baik. Sejak IPO, rata-rata perusahaan mencatatkan kenaikan performa yang cukup signifikan dari sisi pertumbuhan aset, pendapatan dan juga laba bersih.
"Selain sisi fundamental, kinerja emiten BUMN juga tercermin dari valuasi perusahaan-perusahaan tersebut di pasar, dimana rata-rata perusahaan tercatat BUMN dan anak BUMN mencatatkan valuasi yang terus bertumbuh secara jangka panjang sejak IPO," tuturnya.
Lalu apa dampaknya jika lebih banyak BUMN yang mencatatkan sahamnya di pasar modal? Baca di halaman selanjutnya.