Di Balik IPO BUMN yang Selalu Dinanti

Di Balik IPO BUMN yang Selalu Dinanti

Danang Sugianto - detikFinance
Senin, 08 Feb 2021 07:00 WIB
Pengunjung berada di sekitar layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis (13/2). Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini pukul 12.00 menurun-0,67% ke posisi 5,873,30. Pergerakan IHSG ini masih dipengaruhi oleh sentimen atas ketakutan pasar akan penyebaran wabah virus corona.
Foto: Pradita Utama
Jakarta -

Pelaku pasar dibuat penasaran dengan pernyataan Menteri BUMN Erick Thohir beberapa hari yang lalu. Mereka sangat menantikan realisasi dari pernyataan Erick yang bilang akan ada 12 perusahaan negara yang siap melantai di pasar modal.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengatakan, pihak BEI selalu membuka pintu selebar mungkin jika BUMN ingin IPO.

"BEI menyambut baik BUMN dan entitas anak untuk dapat melakukan IPO serta menjadi Perusahaan Tercatat di BEI," ucapnya kepada awak media seperti dikutip Minggu (7/2/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tak hanya itu, Nyoman menyatakan bahwa BEI siap memberikan dukungan mulai dari pendampingan hingga semua informasi yang dibutuhkan para BUMN maupun anak usahanya yang ingin melakukan IPO. Lalu apa sebenarnya yang membuat BUMN spesial dan selalu dinantikan para investor?

Nyoman mengatakan BUMN dan entitas anak yang sudah mejeng di pasar modal kebanyakan memiliki kinerja yang baik. Bahkan ada 5 BUMN dan anak usahanya yang masuk dalam daftar emiten berkapitalisasi jumbo.

ADVERTISEMENT

"Saat ini sudah tercatat 15 BUMN dan 21 anak BUMN, dimana dari top 20 kapitalisasi pasar seluruh perusahaan yang tercatat di BEI terdapat 5 BUMN dan Anak BUMN yang masuk ke dalam daftar tersebut," tuturnya.

Jika dilihat secara fundamental menurut Nyoman emiten BUMN dan anak BUMN mencatatkan kinerja keuangan yang baik. Sejak IPO, rata-rata perusahaan mencatatkan kenaikan performa yang cukup signifikan dari sisi pertumbuhan aset, pendapatan dan juga laba bersih.

"Selain sisi fundamental, kinerja emiten BUMN juga tercermin dari valuasi perusahaan-perusahaan tersebut di pasar, dimana rata-rata perusahaan tercatat BUMN dan anak BUMN mencatatkan valuasi yang terus bertumbuh secara jangka panjang sejak IPO," tuturnya.

Lalu apa dampaknya jika lebih banyak BUMN yang mencatatkan sahamnya di pasar modal? Baca di halaman selanjutnya.

Nyoman menjelaskan tentang manfaat BUMN dan anak usahanya melakukan penawaran umum saham perdana atau IPO. Menurutnya banyak pencatatan saham BUMN di pasar modal mendatangkan manfaat ke banyak pihak.

"Dari sisi perusahaan, IPO dapat membantu BUMN untuk memperoleh pendanaan yang berkelanjutan, menciptakan kemandirian perusahaan, meningkatkan profitabilitas/efisiensi, dan juga memperkuat tata kelola perusahaan," terangnya.

Bagi pemerintah menurut Nyoman juga ada manfaatnya. Semakin banyak perusahaan BUMN go public maka diharapkan kinerjanya semakin baik sehingga bisa meningkatkan kontribusi terhadap APBN dalam bentuk dividen dan pajak bagi negara.

"Sebagai informasi, berdasarkan data Kementerian BUMN, penerimaan negara yang bersumber dari BUMN (setoran pajak & dividen) mencapai Rp 280 triliun atau 18% terhadap realisasi total penerimaan negara dari perpajakan tahun 2019 yang sebesar Rp 1.545,3 triliun," tambahnya.

Sementara bagi masyarakat luas dan ekonomi negara menurut Nyoman manfaatnya muncul dari emiten BUMN diharapkan bisa menjadi agen perubahan melalui pemerataan kepemilikan perusahaan negara. Itu artinya masyarakat bisa benar-benar memiliki dan bisa mengawasi perusahaan negaranya.

Nah yang terakhir bagi pasar modal IPO BUMN bisa meningkatkan likuiditas pasar modal dan menambah opsi sarana investasi bagi para investor pasar modal. Bagaimana tidak belakangan ini saham BUMN selalu menjadi primadona, bahkan pergerakan saham BUMN sering kali menjadi pengerek Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Nyoman mengatakan BUMN dan entitas anak yang sudah mejeng di pasar modal kebanyakan memiliki kinerja yang baik. Bahkan ada 5 BUMN dan anak usahanya yang masuk dalam daftar emiten berkapitalisasi jumbo.


Hide Ads