Harga saham PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) kembali menyentuh auto rejection atas (ARA) dengan naik 25% pada perdagangan Senin ini, mengulang yang terjadi di perdagangan perdananya Jumat (6/8) lalu.
Pengamat pasar saham MNC Asset Management, Edwin Sebayang melihat kenaikan harga saham Bukalapak yang fantastis karena sedang hype dan euforia.
"Iya kalau kita lihat kan karena sedang hype, sedang euforia," kata dia kepada detikcom, Senin (9/8/2021).
Lalu dia menjelaskan bahwa sekarang dunia pasar saham sedang memasuki era valuasi modern. Jika melihat dari kacamata konvensional, kenaikan harga saham Bukalapak memang mengherankan.
"Tapi kan kalau kita ambil dari valuasi modern itu sebetulnya masih atraktif, masih menarik makanya nggak heran hari Jumat, hari ini itu masih auto reject atas dan saya rasa mungkin besok pun masih auto reject atas karena pagi ini saja masih ada sekitar 10 juta lot yang antre di Bukalapak," sebutnya.
"Jadi, tergantung sekarang dari sisi mana, tetapi investor itu dan trader itu harus membiasakan diri bahwa ini masuk yang namanya era valuasi modern, dan ukuran-ukuran konvensional itu tidak bisa dipakai lagi sekarang," sambungnya.
Dihubungi terpisah, pengamat pasar modal Riska Afriani melihat hype yang terjadi pada saham Bukalapak di awal-awal perdagangan setelah IPO merupakan hal wajar.
"Jadi hype-nya ini saya lihat di awal-awal merupakan hal yang wajar karena dia (Bukalapak) unicorn. Terus juga nilainya juga besar, mulai dari nilai IPO-nya, terus juga di hari pertama (harga sahamnya) naik ya, masih ada potensi kenaikan berikutnya sampai dengan mungkin biasanya di kisaran 1 minggu itu masih menguat," tuturnya.
Lanjut dia, untuk jangka pendek karena ada hype, euforia, momentum maka harga saham Bukalapak masih akan terus naik.
Analis Panin Sekuritas William Hartanto menambahkan bahwa faktor yang membuat harga saham Bukalapak karena booming sektor teknologi. Jadi, ekspektasi pelaku pasar saat ini masih besar sekali.
Tonton juga Video: Microsoft Akan Genjot Bukalapak Rp 1,46 T
(toy/eds)