Bursa Efek Indonesia tidak mengatur berapa nilai nominal saham perusahaan yang akan listed, namun hanya mengatur minimal harga saham saat IPO untuk emiten tersebut disesuaikan dengan papannya.
Direktur Eksekutif Lembaga Kajian Persaingan dan Usaha (LKPU) Fakultas Hukum Universitas Indonesia (FHUI), Ditha Wiradiputra menilai masuknya Telkomsel di GoTo justru sudah tepat. Banyak perusahaan besar justru berlomba-lomba menanamkan modalnya di GoTo.
Sebut saja raksasa teknologi Google, Alibaba, dan lainnya.
"Jadi Telkomsel masuk ke situ bukan karena khilaf atau apa, tapi sudah dalam perencanaan dan untuk menunjang bisnis dia ke depan," ujarnya, saat menjadi pembicara dalam diskusi Polemik Special Trijaya dengan Tema: "Isu Investasi Telkomsel, Fakta atau Fitnah ?", di Jakarta, Selasa (12/7).
Dhita juga tidak habis pikir investasi Telkomsel di GoTo sampai masuk ke ranah DPR sekalipun investasi tersebut akan menjadi pundi-pundi pendapatan bagi Telkomsel.
"Coba Anda bayangkan, Facebook tetap membeli WhatsApp dengan nilai ratusan triliun meskipun dia tahu potensi pendapatan dari WhatsApp tidak ada. Nah ini, investasi Telkomsel yang jelas-jelas menghasilkan kok dipersoalkan," katanya.
Begitu pun dengan Amazon yang oleh investornya diperbolehkan merugi dalam kurun waktu tertentu dalam membangun bisnisnya. Hal itu lantaran bisnis model perusahaan digital memerlukan waktu untuk tumbuh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Di awal dia pasti akan mempelajari dan mengoleksi data-data terlebih dahulu, dan itu bisa menjadi market power. Data itu sekarang memegang peranan besar," tuturnya
(dna/dna)