Dolar AS tercatat mengalami penguatan dan menekan rupiah. Dari data Reuters, dolar AS tercatat Rp 15.294. Sepanjang hari ini bergerak di level Rp 15.230 hingga Rp 15.305.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengungkapkan ada beberapa sentimen yang menyebabkan dolar AS ngamuk. Tak cuma rupiah tapi juga ke mata uang lainnya.
Dia menjelaskan hal ini terjadi karena setelah pemerintah Inggris setuju untuk mempermudah rencananya untuk pemotongan pajak yang tidak didanai.
Tren ini secara luas diperkirakan akan menguatkan dolar dalam beberapa bulan mendatang, karena beberapa bank sentral menaikkan suku bunga lebih jauh untuk memerangi inflasi yang membandel.
Sedangkan dari dalam negeri Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan laju inflasi pada September 2022 sebesar 1,17% (month-to-month/mtm) dan secara tahunan menembus 5,95% yoy.
"Data yang dirilis tersebut lebih baik dibandingkan ekspektasi para analis yaitu laju inflasi 1,2% mtm sedangkan angka inflasi tahunan sebesar 5,98% yoy," ujar dia.
Dia mengungkapkan lonjakan inflasi didorong oleh naiknya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Pada 3 September 2022, pemerintah Indonesia telah menaikkan harga BBM Subsidi Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter.
Disusul, harga Solar subsidi dikerek menjadi Rp 6.800 per liter dari Rp 5.150 per liter. Dua BBM Subsidi terset rata-rata naik 31,4%.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
(kil/dna)