Gerak Liar Saham Garuda Indonesia Usai 'Gembok' Dibuka

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Selasa, 03 Jan 2023 19:30 WIB
Foto: Garuda Indonesia
Jakarta -

Hari ini saham PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) kembali diperdagangkan setelah sebelumnya disuspensi sejak Juni 2021. Saham GIAA pun bergerak cukup liar. Semula menguat bahkan menyentuh batas atas, kemudian harus berakhir di zona merah.

Berdasarkan data RTI, Selasa (3/1/2023), saham Garuda berada pada level Rp 224 per saham pada pukul 9.58 WIB. Saham maskapai pelat merah ini naik Rp 20 atau sebanyak 9,80%.

Dibukanya 'gembok' dan kinerja saham ini pun menuai respon dari Menteri BUMN Erick Thohir. Dia mengatakan, perdagangan saham GIAA itu menjadi tanda baik. Menurutnya, hal itu menjadi salah satu bukti kepercayaan serta apresiasi publik terhadap upaya-upaya bersama pemerintah dan manajemen Garuda Indonesia dalam melakukan restrukturisasi.

"Langkah-langkah restrukturisasi dan pemenuhan seluruh syarat perjanjian perdamaian merupakan kabar menyegarkan bagi kita semua. Kami berharap, itu akan menjadi pijakan bagi investor untuk terus menanamkan modalnya di GIAA," ujarnya dalam keterangan tertulis.

Erick berharap, Garuda akan semakin baik, dari sisi manajemen hingga kualitasnya. "Alhamdulillah, transformasi Garuda Indonesia semakin baik dan semakin terlihat. Mulai dari manajemen, keuangan, hingga pelayanan, akan terus meningkatkan kualitasnya agar Garuda bisa terbang lebih tinggi," katanya.

Sementara, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra menyampaikan sejumlah langkah yang akan dilakukan perusahaan. Irfan mengatakan, pihaknya akan melakukan penambahan alat produksi di mana pada tahun ini Garuda menargetkan dapat mengoperasikan sedikitnya 66 armada di luar armada yang dimiliki sebanyak 6 armada.

Selain itu, Garuda Indonesia juga akan terus memaksimalkan strategi pengembangan jaringan berbasis hub strategis. Hal itu ditempuh dengan memperkuat konektivitas penerbangan menuju destinasi penerbangan dengan demand penumpang yang tinggi dari sejumlah hub penerbangan strategis di Indonesia di antaranya Jakarta, Denpasar, Makassar hingga Kualanamu (Medan).

"Upaya tersebut yang turut kami optimalkan dengan memaksimalkan pengoperasian pesawat berbadan besar pada rute penerbangan dengan kinerja positif," katanya.

Selain itu, Garuda juga akan terus memaksimalkan pertumbuhan pasar umrah sebagai salah satu pangsa pasar yang menjanjikan dengan memaksimalkan aksesibilitas layanan penerbangan langsung umrah dari sejumlah kota besar di Indonesia menuju Tanah Suci.

"Lini bisnis kargo juga akan kami terus akselerasikan dengan turut memaksimalkan momentum pertumbuhan sektor ekspor nasional. Komitmen tersebut yang akan kami perkuat dengan mengembangkan jaringan penerbangan kargo baik untuk charter maupun penerbangan berjadwal dalam mendukung aktivitas direct call ke berbagai negara tujuan ekspor nasional," sambung Irfan.

Irfan menambahkan, dengan diperdagangkannya kembali saham Garuda diharapkan dapat memberikan nilai optimal bagi seluruh pemegang saham. Khususnya dengan kinerja saham yang positif sejalan dengan outlook market Garuda di tengah pertumbuhan demand penumpang di tahun 2023.

"Dengan outlook kinerja yang terus menunjukkan pertumbuhan yang positif serta progres positif yang dicapai Garuda Indonesia dalam memperkuat landasan hukum atas berbagai tahapan restrukturisasi ini, kami optimistis tahun 2023 akan menjadi momentum Garuda untuk bertransformasi menjadi entitas bisnis yang semakin agile, adaptif, dan berdaya saing serta tentunya terus mengedepankan fokus profitabilitas kinerja usaha," jelas Irfan.

Namun, saham Garuda hari ini ditutup di zona merah. Saham Garuda melemah sebanyak Rp 2 atau 0,98% ke level Rp 202. Hari ini, saham Garuda Indonesia bergerak di antara level Rp 190 hingga Rp 224 per saham. Total saham yang ditransaksikan sebanyak 232,40 juta saham dengan nilai Rp 50,13 miliar.

Saham Garuda Indonesia ditransaksikan sebanyak 16.729 kali pada perdagangan hari ini. Sementara, kapitalisasi pasar Garuda tercatat Rp 18,48 triliun.




(acd/das)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork