Serikat pekerja PT Pertamina (Persero) yang tergabung adalam FSPPB (Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu) pagi tadi menggelar aksi di jalan dari kantor pusat menuju Kementerian BUMN.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden FSPPB Arie Gumilar menyampaikan sejumlah hal yang diharapkan bisa menjadi masukan bagi perbaikan kinerja Pertamina ke depannya. Salah satunya adalah jumlah direksi Pertamina yang dinilai terlalu banyak.
Menurut serikat pekerja, gemuknya komposisi direksi Pertamina menjadi beban tersendiri bagi kinerja perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Penjualan aset Pertamina yang diajukan direksi berupa share down aset hulu dan spin off refinery unit (RU) tidak akan menyelesaikan masalah.
"Penjualan aset Pertamina yang diajukan direksi berupa share down aset hulu dan spin off bisnis refinery tidak akan menyelesaikan root cause. Permasalahan keuangan Pertamina yang terjadi akibat kerugian pada salah satu bisnis utama Pertamina (penjualan BBM jenis Solar, Premium dan Pertalite) sehingga mengakibatkan kas operasional negatif," kata dia di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Jumat (20/7/2018).
Ia menjelaskan, penyelesaian dengan cara menjual aset hanya akan memperbaiki kas operasional perusahaan yang bersifat sementara. Pasalnya uang dari hasil penjualan aset akan segera habis kembali untuk menutupi kerugian bisnis penjualan.
PT Pertamina (Persero) saat ini memiliki 11 kursi direksi yang diisi oleh 10 orang. Namun, dari 11 posisi direksi tersebut tak ada jabatan yang khusus mengurusi bisnis gas.
Hal tersebut menjadi pertanyaan yang dilontarkan Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB).
"Direktorat Gas yang merupakan bisnis masa depan Pertamina dalam holding migas. Direktur Gas Pertamina dibubarkan dan jabatan strategis Direktur Utama Pertamina serta Presiden Pertagas kosong," bunyi salah satu poin dalam surat yang disampaikan FSPPB ke Rini di Kementerian BUMN.
Dirut Gas Pertamina Rangkap Jabatan Sebagai Dirut PGN
Jakarta- Untuk menjelaskan mengapa posisi direktur Gas Pertamina Kosong Menteri BUMN Rini Soemarno menjelaskan. Nantinya yang akan menjadi Direktur Utama PGN akan rangkap jabatan sebagai direktur Gas Pertamina. (ang/ang)