JK bilang, kerja sama itu kecil nilainya. Seharusnya, perjanjian yang diteken di depannya lebih besar.
"Saya mengatakan minta maaf tadi, Dirutnya Pertamina Energi ya mbok kalau mau tandatangan perjanjian dibuka wapres dan menteri masa 10 MW, 200 kek, dengan asing lagi. Kalau kerja sama dengan pengusaha lokal boleh lah ya, 10 MW pakai perjanjian diteken aduh kelewatan itu, tidak percaya diri," kata JK.
JK menilai pengembangan energi terbarukan di Indonesia masih sangat lambat. Dia memberi contoh salah satu pengoperasian PLTP Kamojang yang tidak berkembang sejak 35 tahun lalu.
"Jadi bukan barang baru kita mengenal geothermal di Indonesia. Kebetulan 35 tahun kapasitas Kamojang berapa 35 MW juga, jadi tahun depan 35, 35 megawatt ," jelas JK.
JK menyinggung banyaknya pameran maupun konvensi namun tidak berdampak kemajuan energi terbarukan. JK meminta jajarannya bekerja lebih serius.
"Jadi kalau kita bisa mengatakan bahwa walaupun sudah tujuh konvensi Pak Ketua, ini kemajuannya lambat sekali. Tujuh kali bikin pameran, hasilnya baru 2.000 MW," tutur JK.