Lifting Migas Kendor, Pemerintah Diminta Guyur Insentif

Lifting Migas Kendor, Pemerintah Diminta Guyur Insentif

Hendra Kusuma - detikFinance
Rabu, 08 Jan 2020 12:27 WIB
Ilustrasi/Foto: Pradita Utama/detikcom


Kementerian Keuangan mencatat realisasi kinerja produksi minyak di tahun 2019 sebesar 741 ribu barel per hari lebih rendah dibanding target 775 ribu barel per hari. Selanjutnya lifting gas 1.050 ribu barel per hari di bawah target APBN 1.250 ribu barel per hari.

Menurut Fahmy, selama tahun 2019 banyak investor yang masih menunggu alias wait and see untuk menanamkan modalnya di sektor hulu energi. Hal itu disebabkan oleh perubahan rezim dari cost recovery ke gross split.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Demi menarik investor lebih banyak, Fahmy menyarankan bahwa Kementerian ESDM bisa memberikan fleksibilitas kepada investor dalam memiliki kontrak, serta berani memberikan banyak insentif di sektor energi.

"Ini akan memicu investor melakukan investasi di sektor hulu, termasuk investor besar, selain kebijakan flexibility dalam pemilihan rezim kontrak, pemerintah harus memberikan insentif, termasuk fiscal incentive agar investasi mencapai keekonomian," katanya.

Bahkan dia menyarankan agar SKK Migas dapat memberikan kemudahan dalam proses perizinan. Di mana investor cukup mengajukan izin ke sana dan pihak SKK Migas yang mengurusi berbagai perizinan yang dibutuhkan.

"Sehingga waktu produksi pertama bisa dipercepat, yang akan menaikkan keekonomian investasi. Kalau semua upaya tersebut dilakukan, maka akan mendorong peningkatan investasi di hulu untuk menaikkan lifting sehingga bisa mengurangi defisit neraca migas," ungkap dia.


Simak Video "Video Prabowo: Anak-anak RI Kuasai Teknologi Migas, Masa Depan Kita Cerah"
[Gambas:Video 20detik]

(hek/ara)

Hide Ads