Produksi Tembaga Anjlok Gara-gara Transisi Tambang Freeport

Produksi Tembaga Anjlok Gara-gara Transisi Tambang Freeport

Achmad Dwi Afriyadi - detikFinance
Kamis, 12 Mar 2020 12:03 WIB
Komisi VII DPR RI siang ini menggelar rapat dengan sejumlah perusahaan tambang dan Dirjen Minerba Kementerian ESDM. Mereka yang hadir di antaranya Dirjen Mineral dan Batu Bara (Minerba) Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono dan Direktur Eksekutif Freeport Tony Wenas.
Dirjen Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono/Foto: Lamhot Aritonang
Jakarta -

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat realisasi produksi tembaga pada tahun 2019 sebesar 176.400 ton. Angka ini jauh di bawah realisasi tahun 2018 sebanyak 230.923 ton.

Direktur Jenderal Minerba Kementerian ESDM Bambang Gatot Ariyono mengatakan, penurunan tersebut dipengaruhi oleh PT Freeport Indonesia (PTFI) di mana perusahaan sedang melakukan transisi produksi dari tambang terbuka menjadi bawah tanah. Bambang mengatakan, tahun ini produksi tembaga ditargetkan 291.000 ton sejalan dengan membaiknya produksi PTFI.

"Tembaganya mengalami penurunan, semua tahu Freeport masa transisi dari open pit ke underground, moga-moga 2020 naik lagi. Dan nanti 2022 mencapai puncaknya artinya ideal," kata Bambang di kantornya, Kamis (12/3/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian, produksi emas terus mengalami kenaikan dari 97,44 ton di 2015 menjadi 108,2 ton di 2019. Tahun ini produksi emas ditargetkan 120 ton.

Selanjutnya, produksi olahan nikel naik tajam dari 358.494 ton di 2015 menjadi 1.786.400 di tahun 2019. Rencana produksi olahan nikel tahun ini mencapai 2.023.490 ton.

ADVERTISEMENT

"Nikel ini adalah nikel olahan, dengan banyaknya smelter yang mulai terbangun kita mengalami kenaikan dari 2015 ke 2020," paparnya.




(acd/ara)

Hide Ads