Menteri ESDM Arifin Tasrif menjawab protes para anggota Komisi VII DPR soal pemangkasan anggaran. Menurutnya saat ini Kementerian ESDM hanya melakukan keputusan cepat merespons kondisi wabah yang datang secara tiba-tiba.
"Mana yang bisa di-refocusing lagi? Tidak ada niatan kita meremehkan program yang ada. Kami tahu semua untuk masyarakat. Masalahnya kan kejadian ini mendadak dan membutuhkan decision yang cepat," ujar Arifin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan memang pemangkasan yang dilakukan salah satunya menyasar ke anggaran infrastruktur energi dan membuat beberapa proyek ditunda. Namun menurutnya, di tahun depan proyek akan segera dikebut kembali.
"Memang kita kena dampak dari Rp 9,6 triliun kemudian jadi Rp 6,2 triliun di mana item-item itu antara lain mencakup scope-scope di program masyarakat," kata Arifin.
Baca juga: Proyek Kilang Jadi PR Besar Bos Pertamina |
"Sebagian dari program itu nantinya akan dilanjutkan 2021, walaupun tidak sebesar tahun sebelum terjadinya COVID. Tergantung dari anggaran yang tersedia di 2021 dan ekonomi kita. 2021 pagu anggaran yang kami terima hanya Rp 6,8 triliun," ujarnya.
Arifin juga menjelaskan bahwa pagu anggaran untuk membiayai kebutuhan aparatur Kementerian ESDM pun sudah dipangkas dengan maksimal.
"Terkait dengan pagu anggaran 2020, soal belanja pegawai untuk cover gaji untuk karyawan ESDM, kemudian belanja barang sudah dipangkas drastis," ungkap Arifin.
Arifin pun menyatakan pihaknya akan membuka diri apabila DPR mau berdialog dan berdiskusi soal anggaran yang dipangkas ini.
"Pada prinsipnya kami juga memilih mana yang bisa dipenuhi, tapi niat kami akan tetap membuka diri untuk tetap bisa melaksanakan walau tidak bisa memenuhi dengan baik," sebut Arifin.
(ara/ara)