Tugas Holding Baterai
Sub holding baterai ini akan berperan pelaku dalam value chain baterai EV untuk kendaraan listrik. Orias menjelaskan, ke-4 BUMN akan mengantongi saham masing-masing 25% dalam holding. Sehingga, kemungkinan masing-masing BUMN punya peran yang sama besarnya.
"Sama, pertemuan terakhir masing-masing akan 25%. Tentu secara tidak langsung MIND ID akan 50% karena dengan Antam di sana. Tapi ini masih bergerak Pak," kata Orias.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Orias menjelaskan, nantinya Antam akan berperan sebagai pemasok nikel untuk bahan baku pabrik baterai. Di hilir, akan masuk PLN dan Pertamina.
"Kalau Pertamina dan PLN kan mereka lebih ke hilir, itu mereka berperan. Mau nggak mau, karena terkait listrik kan PLN. Kemudian kendaraan untuk power dari Pertamina kan, makanya mereka terlibat," tutur dia.
Ia menerangkan, kolaborasi 4 BUMN ini akan membentuk value chain baterai hingga siap digunakan sebagai bahan bakar kendaraan listrik.
"Di dalam value chain baterai ini baik dari tambang, sampai ke battery pack, dan juga masuk kepada daur ulangnya itu bisa disepakati. Negosiasi berjalan terus dengan masing-masing pihak," papar dia.
Menteri BUMN Erick Thohir sendiri sudah membentuk Tim percepatan baterai EV, yang dipimpin oleh Komisaris Utama MIND ID Agus Tjahajana Wirakusumah, dan beranggotakan dirut dari Antam, PLN, Pertamina.
Orias menegaskan, ke-4 BUMN sudah menyiapkan segala hal untuk membentuk joint venture holding industri baterai. Harapannya, holding itu bisa terbentuk secepatnya.
"Timing kita yang putuskan, sepakat sih sudah kita ber-4. Tetapi timing-nya kapan? Kan daripada kita bentuk, pekerjaannya toh dikerjakan, negosiasinya kan bisa dipimpin Antam atau Pertamina langsung kan. Jadi kalau sudah jadi barangnya, baru holding-nya jadi. Supaya kita nggak buang biaya untuk direksi, komisaris, dan lain-lain," tutup Orias.
(eds/eds)