BP-AKR menawarkan kerja sama kepada para pelaku usaha untuk membangun stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU). Dalam skema kerja sama ini, mitra bisa mendapat balik modal hingga 3 tahun.
Namun, Head of Network Planning and Acquisition BP-AKR Benny Oktaviano mengatakan, kecepatan balik modal itu tergantung dari lokasi SPBU. Semakin strategis, maka balik modal akan semakin cepat.
"Kalau kita bicara dalam konteks sebuah lokasi yang sangat bagus, di bawah untuk kita bicara break even poin bahkan di bawah 3 tahun juga bisa. Jadi sangat bergantung lokasinya. Lokasinya jadi kunci dan itu kan memang identik dengan bisnis ritel," katanya dalam wawancara terbatas, Rabu (23/6/2021).
Baca juga: Mau Punya SPBU BP-AKR? Segini Modalnya |
Ia menjelaskan, ada dua konsep SPBU yang akan dikerjasamakan dengan mitra.
"Kita membangun adanya dua konsep, ada konsep SPBU reguler seperti yang sekarang kita lihat. Ada konsep SPBU yang kemudian menggunakan konsep fuel container," katanya.
Dalam kerja sama ini, dia mengatakan, untuk konsep reguler si mitra mesti memiliki lahan kurang lebih 1.500 m2 dengan lebar depan minimum 30 meter. Kemudian, untuk SPBU compact dibutuhkan lahan minimal 1.000 m2 dengan lebar depan 20 hingga 25 meter.
Lalu, dalam kerja sama ini, pihaknya akan memberikan dukungan berupa penyediaan perencanaan kepada mitra. Perencanaan ini meliputi gambaran aspek ekonomi lahan tesebut untuk dijadikan SPBU. Kemudian, pihaknya juga akan membantu dari sisi peralatan, perencanaan, perizinan (permit), hingga membantu mitra dalam menyiapkan staf.
"Si mitra ini juga akan kita bridging dengan sejumlah lokal partner yang sudah kita punya, untuk bisa kolaborasi dengan si mitra ini," katanya.
"Sebagai summary, konsepnya adalah kita menyiapkan perencanaan, kita membantu menyiapkan desainnya, kita membantu menyiapkan peralatan equipmentnya, kemudian kita membantu bagian permit-nya. Tentu tetap ada portion yang mereka lakukan, mostly pada saat menyiapkan agar bisa kita siapkan untuk pembangunan SPBU itu," ujarnya.
Dia mengatakan, biaya yang dikeluarkan oleh mitra tergantung dengan kondisi kesiapan lahan. Semakin lahan siap, semakin minim dana yang dikeluarkan mitra untuk pembangunan SPBU.
"Kalau lahannya sudah datar, sudah selevel dengan jalan, pada dasarnya tinggal perlu pekerjaan civil tentunya ongkosnya tidak begitu signifikan. Estimasi kita harusnya bisa di bawah Rp 500 jutaan," ujarnya.
Dia menambahkan, dalam kerja sama ini si mitra tidak perlu membeli BBM untuk SPBU-nya. Nantinya, BP-AKR yang akan menyalurkan bahan bakar tersebut.
"Dan satu lagi hal yang kita bilang sebagai sebuah addding value bahwa konsep kerja sama ini dengan menggunakan konsep konsinyasi dari sisi fuel management. Jadi si mitra ini tidak perlu membeli prduk tapi secara reguler dan by sistem yang kita punya akan menyuplai fuel scara langsung ke SPBU tersebut dan kemudian mereka nantinya akan langsung menjual ke market. Jadi mereka tidak perlu membeli produk dari kita dengan konsep konsinyasi," paparnya.
Berminat jadi mitra? Anda bisa mengaksesnya melalui link berikut https://www.bp.com/id_id/indonesia/home/produk-dan-layanan/spbu/bermitralah-dengan-kami.html
Lihat juga video 'Marak Kebakaran SPBU, Pertamina Wanti-wanti Petugas Bandel':
(acd/dna)