Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamudin mendorong Kementerian ESDM dan Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan) mengeksplorasi potensi energi nuklir. Hal ini guna mengatasi krisis energi fosil, terutama batu bara yang menjadi isu global.
"Kita sedang berada di suasana krisis energi, sekaligus krisis iklim. Dan inilah momentum yang tepat bagi Indonesia untuk segera mengalihkan perhatiannya terhadap energi masa depan yang murah dan ramah lingkungan, seperti energi nuklir. kita memiliki potensi uranium dan thorium yang luar biasa", jelas Sultan dalam keterangan tertulis, Senin (10/1/2021).
Ia menyampaikan Indonesia perlu meniru Prancis yang mampu mewujudkan kualitas udara dan lingkungan bersih dengan memanfaatkan energi nuklir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita tak punya banyak pilihan, membiarkan lingkungan hidup terdegradasi dan menjadikan kita bergantung pada energi fosil yang terbatas, atau segera mengalokasikan sumber daya yang ada untuk mengembangkan potensi energi uranium dan sejenisnya yang tersedia. Terutama dalam memenuhi kebutuhan energi listrik," papar Sultan.
Sultan mendorong Batan maupun BRIN bersama BUMN terkait, khususnya PLN segera berkolaborasi intensif dalam mengembangkan energi nuklir. Menurutnya, PLN tidak bisa terus menerus menjadikan batu bara sebagai sumber energi utama dalam memenuhi kebutuhan listrik nasional. Demikian juga untuk kebutuhan manufaktur.
"Kami sangat percaya bahwa Bapak Presiden Joko Widodo memiliki atensi yang sama terhadap potensi energi alternatif yang lebih ramah lingkungan dan murah ini. Dan Kita memiliki SDM di bidang energi yang tidak kalah unggul dan dapat diandalkan. Apalagi jika kita memilih partner swasta yang tepat untuk memulainya", urai mantan ketua HIPMI Bengkulu itu.
Sebagai informasi, berdasarkan data Badan Tenaga Nuklir Nasional (Batan), Indonesia memiliki bahan baku nuklir berupa sumber daya uranium sebanyak 81.090 ton dan juga thorium sebanyak 140.411 ton. Bahan baku nuklir tersebut tersebar di Sumatera, Kalimantan, dan Sulawesi. Lebih rinci lagi, Sumatera memiliki 31.567 ton uranium dan 126.821 ton thorium, Kalimantan memiliki sebanyak 45.731 ton uranium dan 7.028 ton thorium, dan Sulawesi memiliki 3.793 ton uranium dan 6.562 ton.
(akn/hns)