Dua anak perusahaan energi pelat merah yakni PLN Gas & Geothermal (GG) dan Pelayanan Energi Batam (PEB) bersama KSO PT Atamora Tehnik Makmur (Atamora)-PT. Sinergi Pratama Sukses (SPS) mengoperasikan proyek fasilitas jasa kompresi gas PLTG Maleo, Gorontalo.
Proyek tersebut memiliki kemampuan output 24 standar kaki kubik per hari (MMSCFD) untuk membangkitkan PLTG Maleo dengan kapasitas 100 Mega Watt (MW).
Direktur Utama PLN GG Mohamad Riza Affiandi mengatakan proyek ini merupakan kelanjutan dari Kepmen ESDM 13/2020 dan diperbaharui dengan Kepmen ESDM 2/2022.
"Ini terkait infrastruktur konversi BBM menjadi LNG dalam penyediaan tenaga listrik di PLTG Maleo. Kontraknya dimulai pada Juli-Agustus 2021," ujar Riza dalam keterangannya, ditulis Rabu (30/3/2022).
Riza mengungkapkan proyek strategis ini merupakan yang pertama dibangun pasca-turunnya Kepmen ESDM 13/2020 dan Kepmen ESDM 2/2020 oleh anak usaha PT. PLN (Persero) dan konsorsium nasional.
"Konversi BBM High Speed Diesel (HSD) menjadi Gas dapat menurunkan biaya produksi PLTG sekaligus lebih ramah lingkungan. Selain itu dapat membantu mengurangi impor BBM," kata Riza.
Lebih jauh, Direktur Proyek KSO Atamora-SPS Doliano M. Siregar menyampaikan gas dari LNG cargo yang ditransfer ke Floating Storage Regasification Unit (FSRU), disalurkan ke Pembangkit 100 MW lewat fasilitas kompresi milik KSO ATM-SPS.
"LNG untuk regasifikasi merupakan produksi dari sumur-sumur gas dalam negeri. Cadangannya masih berlimpah. PLTG Maleo sendiri berfungsi untuk memenuhi kebutuhan listrik di wilayah Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah dan Gorontalo," ujar Doliano.
(fdl/fdl)