Bahlil Beberkan Proyek Investasi Air Products Rp 219 T di RI

Bahlil Beberkan Proyek Investasi Air Products Rp 219 T di RI

Aulia Damayanti - detikFinance
Jumat, 13 Mei 2022 23:13 WIB
Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia memberi kuliah umum bagi mahasiswa di Universitas Citra Bangsa. Ada berbagai hal yang dibahas Bahlil di sana.
Foto: Dok. BKPM:Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia
Jakarta -

Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkap apa saja investasi yang mengalir dari kerja sama dengan Air Product. Bahlil mengatakan setelah kesepakatan yang diteken pada awal 2022, bakal mengalir investasi US$ 15 miliar atau setara Rp 219 triliun (kurs Rp 14.600) untuk 3 proyek penting.

"Pertama proyek DME di Sumatera Selatan, konstruksi sudah berjalan. Kedua, metanol dengan KPC di Kalimantan Timur," kata Bahlil, dikutip dari keterangan pers di YouTube Sekretariat Presiden, Jumat (13/5/2022).

Sementara yang ketiga adalah proyek membangun methanol dan ethanol di Cepu. "Ini bapak presiden untuk membangun hilirisasi produknya bisa menjadi substitusi impor," lanjutnya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahlil menargetkan khusus untuk proyek DME, sekitar 50% harus bisa diproses di dalam negeri. Hal ini dilakukan untuk mengurangi subsidi LPG yang setiap tahunnya diungkapkan telah menguras pendapatan negara hingga puluhan triliun.

Berdasarkan data Pertamina, Indonesia melakukan impor LPG sekitar 7-8 juta ton per tahun. Dijelaskan oleh Bahlil jika subsidi untuk per 1 juta ton LPG bisa mencapai kurang lebih Rp 13 triliun.

ADVERTISEMENT

"Bisa dibayangkan dikalikan 6-7 juta total subsidi kita pada gas LPG kita Rp 80 triliun-90 triliun. Bapak presiden memerintahkan kepada kami, agar Air Product betul-betul fokus membangun hilirisasi DME dan metanol. Khusus untuk methanol 80% kebutuhan kita masih impor," lanjutnya.

Bersambung ke halaman berikutnya. Langsung klik

Bahlil juga bercerita potensi kerjasama yang dibahas dalam pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan CEO Air Products tersebut, Seifi Ghasemi. Bahlil bilang Air Product tak menutup kemungkinan untuk bisa mengelola bendungan-bendungan yang dimiliki Indonesia.

Pengelolaan bendungan itu untuk dibuatkan menjadi sumber hidrogen. Bahlil mengatakan itu menjadi investasi baru yang nilainya sebesar US$ 3 miliar. di luar rencana US$ 15 miliar untuk 3 proyek tadi.

"Investasi sekitar US$ 3 miliar, di luar US$ 15 miliar. Ini jadi fokus kita untuk mendorong tema G20 mendorong emisi karbon dan energi baru terbarukan" ungkap Bahlil.

"Ini sebuah potensi negara kita yang belum dimaksimalkan. Secara kebetulan, untuk hidrogen, Air Products, salah satu perusahaan terbesar dunia yang punya teknologi cukup luar biasa untuk mengembangkan ini dan tidak perlu dikhawatirkan," pungkasnya.


Hide Ads