Gonjang-ganjing Eropa Vs Rusia Bikin Kenaikan Harga Gas Alam di Depan Mata!

Gonjang-ganjing Eropa Vs Rusia Bikin Kenaikan Harga Gas Alam di Depan Mata!

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 31 Mei 2022 08:30 WIB
Ketegangan Rusia dan negara-negara Eropa imbas perang di Ukraina berbuntut panjang. Rusia balas sanksi ekonomi dengan setop pasokan gas ke sejumlah negara Eropa
Gonjang-ganjing Eropa Vs Rusia Bikin Kenaikan Harga Gas Alam di Depan Mata!/Foto: Alexander Nemenov/Pool Photo via AP, file
Jakarta -

Negara-negara Eropa sedang berjuang untuk mencari alternatif gas alam setelah pasokan gas Rusia tak bisa lagi diharapkan. Hal ini dinilai bakal mendorong dunia ke krisis energi di musim dingin, harga gas bakal naik, dan hal ini bakal berpengaruh ke banyak negara miskin di Asia.

Sejak Rusia menginvasi Ukraina, Uni Eropa telah mencoba mengurangi ketergantungannya pada gas Rusia. Di sisi lain, Rusia makin ketat memberikan gasnya ke negara-negara Eropa.

Maka dari itu, negara-negara Uni Eropa sedang berlomba untuk membeli lebih banyak gas alam cair (Liquefied Natural Gas/LNG). Tetapi jika blok tersebut berhasil mengurangi ketergantungannya pada gas Rusia, permintaan global untuk LNG akan melebihi pasokannya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dengan menghindari gas Rusia, Eropa telah mengacaukan seluruh pasar LNG global," kata laporan konsultan Rystad Energy dikutip dari CNN, Selasa (31/5/2022).

Eropa telah mengimpor LNG sangat tinggi dalam beberapa bulan terakhir. Inggris saja telah mengimpor 28,2 juta ton pada Februari dan Apri, naik 29% dari periode yang sama tahun lalu. Prancis dan Spanyol juga disebut-sebut menjadi salah satu pembeli terbesar.

ADVERTISEMENT

Kenaikan harga disebut-sebut berpotensi terjadi karena permintaan Eropa melonjak. Harga LNG terkait erat dengan harga gas alam Eropa yang dikirim melalui pipa. Harga patokan untuk gas berjangka Eropa saat ini melayang mendekati US$ 30 MMBTU.

Namun, harga itu diprediksi bisa melonjak melewati US$ 100 MMBTU jika Rusia tiba-tiba benar-benar menghentikan pengiriman seluruh gasnya.

Bukan cuma Eropa yang butuh LNG, negara-negara Asia pun telah menjadi importir LNG terbesar setidaknya sejak 2010. Saat ini ada kemungkinan persaingan ketat dalam mendapatkan gas LNG.

Beberapa negara importir LNG di Asia harus bersaing dengan negara Eropa yang notabene lebih kaya. Persaingan buat negara Asia bakal sangat sulit dengan risiko besar terdepak dari pasar dan tak mendapatkan pasokan LNG.

"Musim dingin berikutnya akan menjadi risiko besar dalam hal bagaimana pasokan LNG dapat menyeimbangkan permintaan dan pemenuhan antara Eropa dan Asia," ungkap Ruth Liao editor untuk LNG Americas.

Negara Asia bersaing dapatkan LNG. Berlanjut ke halaman berikutnya.

Lihat Video: Rusia Kembali Luncurkan Serangan ke Kharkiv

[Gambas:Video 20detik]



Negara Asia Bersaing Dapatkan LNG

Kaushal Ramesh, analis senior untuk gas dan LNG di Rystad Energy mengatakan negara-negara seperti India, Pakistan, dan Bangladesh kemungkinan besar terdampak karena bersaing dengan negara-negara Eropa membeli LNG.

Sejak November, India dan Pakistan telah mengurangi impor LNG 15%, menurut data dari perusahaan analisis Vortexa. Sebuah tren yang terjadi karena kenaikan harga.

Rystad Energy memprediksi permintaan LNG di Asia mulai anjlok dengan beberapa negara harus meningkatkan penggunaan batu bara dan minyak. Yang lain dapat meningkatkan transisi mereka ke energi terbarukan.

Di samping krisis energi dan potensi persaingan ketat LNG, ada beberapa negara yang mungkin bakal kecipratan keuntungan besar. Mereka adalah eksportir LNG besar, termasuk Amerika Serikat (AS), Qatar, dan Australia.

Data dari Vortexa mencatat, Eropa telah mengimpor sekitar 45% LNG dari AS selama dua bulan terakhir. Sementara itu Qatar, telah memasok sekitar seperlima kebutuhan negara benua biru.


Hide Ads