Biaya Pasang PLTS Makin Murah! Kementerian ESDM: Turun 80%

Biaya Pasang PLTS Makin Murah! Kementerian ESDM: Turun 80%

Herdi Alif Al Hikam - detikFinance
Selasa, 23 Agu 2022 12:14 WIB
Hadirnya PLTS mampu meningkatkan kesejahteraan dan membantu mengembangkan kegiatan ekonomi di pulau yang berpenghuni 4.599 penduduk tersebut.
Foto: Dok. PLN
Jakarta -

Biaya pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang merupakan salah satu sumber energi baru terbarukan di Indonesia makin murah. Menurut Dirjen EBTKE Kementerian ESDM Dadan Kusdiana telah terjadi perbaikan teknologi pada penyediaan PLTS di Indonesia dan membuat modal operasinya makin murah.

Dadan menjelaskan biaya operasional PLTS di Indonesia turun hingga 80%. Hal ini seharusnya bisa dimanfaatkan masyarakat untuk memasang sendiri PLTS-nya, selain mendapatkan listrik dengan murah, masyarakat juga mendapat energi yang ramah lingkungan.

"Ada penurunan dari sisi biaya modal atau capex-nya untuk energi terbarukan PLTS atau tenaga surya. Saat ini sudah ada perbaikan teknologi dan peningkatan efisiensi, sehingga biaya pasang per kwh ini makin turun," ungkap Dadan dalam Katadata Safe Forum 2022, Selasa (23/8/2022).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Ada turun sekitar 80%. Kita bisa dapatkan energi dari dalam negeri dengan harga kompetitif dan juga makin bersih, banyak manfaat yang didapatkan," sebutnya.

Menurutnya, krisis energi yang mengancam berbagai negara saat ini dikarenakan oleh ketahanan energi sebuah negara buruk. Hampir semua negara yang mengalami krisis energi, kata Dadan, terlalu banyak mengimpor komoditas energi dari negara lain.

ADVERTISEMENT

Maka dari itu kalau bisa memaksimalkan sumber-sumber energi di dalam negeri akan lebih baik. Khususnya, sumber energi baru terbarukan yang raman lingkungan dan belum banyak dikembangkan.

"Krisis ini kan kaitannya ketahanan energi, ketahanan itu bagaimana masyarakat dapatkan akses ke energi tersebut. Beberapa negara yang alami krisis itu lebih banyak karena energinya impor lebih banyak," sebut Dadan.

"Kalau kita seharusnya masih bisa maksimalkan apa yang ada di dalam negeri," ujarnya.

Sebelum Dadan, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo sudah pernah memaparkan penurunan biaya operasi yang makin murah pada PLTS. Sama seperti Dadan, dia bilang saat ini PLTS makin murah ongkos operasionalnya.

Lanjut di halaman berikutnya untuk mengetahui hitung-hitungan besaran turunnya harga listrik PLTS.

Sebagai contoh, pembangkit tenaga surya misalnya. Tanpa baterai, harga listrik dari pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) telah turun drastis sejak tahun 2015. Di tahun 2015 harga listrik PLTS sebesar US$ 25 sen per kwh, kini turun sampai ke US$ 3,8 sen per kwh.

"Memang di masa lalu harga EBT sangat mahal, kita cek kontrak PLN di tahun 2015, harga tenaga surya masih sekitar US$ 25 sen per kwh di 2015. 2017 turun US$ 10 sen per kwh, tahun 2020 akhir sudah dekati US$ 3,8 sen," ungkap Darmawan dalam konferensi pers ETWG G20, Kamis (24/3/2022) yang lalu.

Bila dilihat dari PLTS dengan penggunaan baterai di tahun 2015 harganya mencapai US$ 50 sen per kwh. Namun kini sudah turun mendekati US$ 12-13 sen per kwh.

Darmawan juga sempat membandingkan harga listrik PLTS dengan pembangkit listrik tenaga diesel (PLTD). PLTD menggunakan mesin diesel yang tenaganya menggunakan bahan bakar minyak.

Di PLTD harga listrik sebesar US$ 28 sen per kwh, itu pun dengan asumsi minyak US$ 63 per barel. Bila mau disesuaikan dengan harga minyak dunia yang sudah menyentuh US$ 100 per barel lebih maka jelas akan lebih mahal.

Nah sementara itu, harga PLTS dengan baterai bila dihitung totalnya mencapai US$ 17-18 sen. Itu sudah ditotal dari harga listrik yang disimpan di baterai sebesar US$ 12 sen per kwh plus generator sebesar US$ 5-6 sen per kwh.



Simak Video "TSM Cibubur Gunakan PLTS Atap, Dukung Energi Terbarukan"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads