Pemerintah Nggak Bisa Jalan Sendiri Dorong Transisi Energi, Apa Solusinya?

Dana Aditiasari - detikFinance
Kamis, 17 Nov 2022 13:25 WIB
Ilustrasi/Foto: Dok. PLN
Jakarta -

Indonesia diyakini masih membutuhkan minyak dan gas bumi (migas) dalam beberapa tahun ke depan sejalan dengan transisi energi yang tengah terjadi. Namun demikian tidak mudah untuk memenuhi kebutuhan energi, apalagi realisasi produksi migas cenderung stagnan bahkan menurun.

Perlu ada usaha ekstra serta kolaborasi dari semua pihak untuk menjamin upaya peningkatan produksi bisa berjalan secara berkelanjutan.

Sekretaris Jendral Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengungkapkan migas masih dominan untuk memenuhi kebutuhan, sesuai dengan Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) maupun Kebijakan Energi Nasional (KEN).

Hingga kini bauran EBT kata dia masih berkisar 12%, sementara tahun 2025 targetnya bisa mencapai 23%. Apabila EBT belum siap maka migas masih sangat diperlukan.

"Khususnya untuk transisi kita juga sekarang masih pakai BBM transportasi dan lainnya sehingga minyak dan gas masih diperlukan untuk kurangi impor untuk memenuhi kilang kita . kapasitas eksisting 1 juta, 50% masih impor jadi industri hulu migas masih sangat penting," tegas Djoko di Jakarta, Kamis (17/11/2022).

Menurut Djoko dominasi energi fosil baik itu migas maupun batu bara tidak bisa dihindari. di sisi lain untuk antisipasi isu lingkungan dari penggunaan energi fosil itu maka teknologi harus digunakan untuk menekan emisi yang dihasilkan.

Hadi Ismoyo, Praktisi Migas yang juga mantan Sekretaris Jendral Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI), menyatakan dengan masih akan tingginya permintaan migas, maka kolaborasi demi menciptakan iklim investasi di sektor hulu migas dengan tujuan untuk bisa meningkatkan produksi migas sangat penting dan tidak bisa ditawar.

"Kolaborasi ini sangat penting antara semua stakeholder agar tidak kehilangan momentum," kata Hadi.

Salah satu wadah kolaborasi tersebut misalnya "3rd International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas 2022" (IOG 2022).

Lihat juga video 'Langkah BUMN dalam Menjawab Tantangan Transisi Energi':



Bersambung ke halaman selanjutnya.




(dna/ara)

Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork