Di sisi lain, praktisi migas sekaligus mantan Presiden Indonesia Petroleum Association (IPA) Tumbur Parlindungan mengatakan produksi migas akan terus menurun jika tidak ada penemuan baru di Indonesia. Oleh karena itu, Indonesia membutuhkan investasi besar bilang ingin meningkatkan produksinya.
"Alternatifnya, mengundang para pemain di oil and gas kembali ke Indonesia untuk berinvestasi," jelasnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, Indonesia harus mengadakan perubahan yang cukup besar dalam bidang birokrasi. Hal itu dilakukan agar para investor memiliki ketertarikan lebih untuk menginvestasikan uangnya di Indonesia daripada negara lain.
"Investor akan membandingkan Indonesia dengan negara lain yang memberikan return, kemudahan berbisnis dan iklim investasi yang mendukung pertumbuhan ekosistem yang mendukung operasional dari para investor," jelasnya.
Ia pun mendukung adanya IOG 2022 karena bisa menjadi wadah untuk meningkatkan awareness para investor untuk kembali berinvestasi di sektor hulu migas Indonesia.
"IOG 2022 bisa menjadi salah satu wadah untuk meningkatkan awareness para investor untuk kembali berinvestasi di sektor hulu migas Indonesia," katanya.
Sebagai informasi tambahan, ada tiga isu penting dalam IOG 2022, yakni Economic Recovery, Energy Security, dan Energy Transition. Ketiga itu sejalan dengan program Pemerintah Indonesia dalam mencapai zero emissions pada tahun 2060 dan phase-out coal GHG pada tahun 2040.
(ncm/ega)