Terkait dengan kawasan terminal ini yang akan dibangun di tengah laut dikatakan oleh Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono, dia mengatakan pihaknya tengah mempersiapkan lahan reklamasi dan diharapkan 2024 sudah selesai.
"Kalau Pelindo tetap fokus di kegiatan kepelabuhanannya, bahwa lokasinya itu Pelindo. terkait buffer zone, ini kan lokasinya di tengah laut," ujarnya.
"Saat ini Pelindo sudah mulai reklamasi dan diharapkan di tahun depan, mungkin maksimal di 2024 lahannya sudah siap," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk penyalurannya, disebut akan ada jalur khusus juga yang dibuat untuk menyalurkan energi yang ditampung di terminal tersebut. "Artinya mungkin teman-teman Pertamina yang jauh lebih paham dan jauh lebih safe dari yg lain, karena lokasinya di tengah laut. Ada jalan khusus sampai ke situ," tuturnya.
Direktur Utama PT Pertamina International Shipping (PIS) Yoki Firnandi mengatakan rencananya finalisasi untuk lahannya selesai pada 2024. Kemudian target pembangunan awalnya mulai awal 2025 dan ditargetkan rampung dua tahun kemudian.
"Mudah-mudahan awal tahun 2025 selambat-lambatnya tentu koordinasi dengan Pelindo konstruksi sudah kita mulai, mudah-mudahan dalam waktu dua tahun sudah selesai," pungkasnya.
Mengutip dari keterangan Pertamina 8 Agustus 2023, JIGT nantinya tidak hanya menampung bahan bakar seperti LPG, BBM, Gasoline, dan biodiesel tapi juga dirancang untuk bisa menampung LNG, CPO, UCO (Used Cooking Oil), dan petrokimia. Bahkan juga bisa untuk menampung Hidrogen yang diperkirakan tumbuh permintaannya pada 2030.
Terminal itu, rencananya dibangun di kawasan yang dikembangkan oleh Pelindo di area Kalibaru, Jakarta Utara. Lokasi yang berada di daerah tepi laut ini memiliki area seluas 64 hektare dan diproyeksi memiliki kapasitas penampungan hingga 6 juta barel.
(ada/ara)