Dorong Investasi di Sektor Hulu, SKK Migas Gelar ICIOG 2023 Pekan Depan

Dorong Investasi di Sektor Hulu, SKK Migas Gelar ICIOG 2023 Pekan Depan

Shafira Cendra Arini - detikFinance
Rabu, 13 Sep 2023 17:58 WIB
SKK Migas
SKK Migas. Foto: Fadhly F Rachman
Jakarta -

Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) akan kembali menggelar The International Convention on Indonesian Upstream Oil and Gas (ICIOG) ke-4.

ICIOG ke-4 akan digelar pada 20-22 September 2023 di Nusa Dua, Bali. Lewat momentum ini, diharapkan dapat mendorong peningkatan investasi di sektor hulu migas serta pertumbuhan ekonomi di Indonesia.

Wakil Kepala SKK Migas Nanang Abdul Manaf mengatakan, pertumbuhan ekonomi membutuhkan ketersediaan dan keterjangkauan energi, termasuk minyak dan gas. Hal ini penting dalam mendukung pembangunan berkelanjutan, dalam rangka mencapai target Indonesia Maju di 2045.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kebutuhan minyak dan gas hingga 2050 secara persentase akan turun, tetapi secara volume terus meningkat dan tentu butuh waktu untuk dapat menggantikannya. Tidak hanya kecukupan, tetapi juga keterjangkauan sehingga produksi migas nasional harus terus ditingkatkan," kata Nanang, dalam keterangan tertulis, Rabu (13/9/2023).

Nanang menilai, peningkatan produksi migas membutuhkan investasi. Berdasarkan data SKK Migas, dalam tiga tahun terakhir, nilai investasi di sektor hulu migas terus mengalami kenaikan. Tahun ini, investasi di hulu migas ditargetkan mencapai US$ 15,5 miliar atau naik 26% dibanding realisasi 2022.

ADVERTISEMENT

Target tersebut juga tercatat lebih tinggi dibanding pertumbuhan investasi global yang hanya sebesar 6,5%. Meski iklim investasi terus membaik, Nanang menilai Indonesia masih harus bersaing dengan negara-negara lain dalam menarik investor.

"Hingga 2030 secara rata-rata dibutuhkan investasi sebesar US$ 18 miliar per tahun. Realisasi investasi dalam tiga tahun terakhir yang terus meningkatkan menunjukkan, saat ini iklim investasi hulu migas di Indonesia terus membaik, namun harus harus terus diperbaiki dan ditingkatkan karena saat ini Indonesia masih menempati peringkat 9 dari 14 negara di Asia Pasifik dari segi daya tarik investasi," ujarnya.

Atas kondisi ini, ada sejumlah isu yang masih menghambat upaya peningkatan daya tarik investasi di Indonesia. Menurutnya, hal ini harus segera dicarikan solusinya. Peningkatan investasi akan mendorong kegiatan operasional hulu migas yang lebih masif, sehingga kegiatan seperti workover, well service, pemboran eksplorasi dan pemboran eksploitasi akan terus tertambah.

"Saat ini target pemboran sumur pengembangan sebanyak 991 sumur dengan prognosa bisa diselesaikan 919 sumur. Jika investasi terus meningkat, maka suatu saat pemboran sumur pengembangan bisa mencapai di atas 1.000 sumur, sehingga perlu disiapkan juga mengenai perizinan, lahan, lingkungan dan sosial masyarakat lainnya," paparnya.

Oleh karena itu menurut Nanang, iklim investasi kedepannya perlu diperkuat sehingga dapat memberikan kepastian lebih terhadap para investor. Hal ini sangat bergantung pada payung hukum dalam bentuk Undang-Undang Migas. Hal ini diharapkan dapat didorong lewat gelaran ICIOG 2023.

Mengusung tema 'Advancing Energy Security through Sustainable Oil and Gas Exploration and Development,' penyelenggaraan ICIOG 2023 hadir tak hanya menyoroti isu-isu seputar kegiatan usaha hulu migas. Konvensi bertaraf internasional ini juga berupaya mencari solusi terkait pelaksanaan kegiatan operasi yang rendah karbon sehingga industri hulu migas bisa turut berkontribusi dalam pencapaian target Net Zero Emission di Indonesia.

Solusi tersebut diharapkan dapat sejalan dengan upaya meningkatkan produksi migas nasional demi tercapainya target produksi 1 juta barel minyak per hari (BOPD) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (BSCFD). Selain itu, peluang terkait penerapan Carbon Capture Storage/Carbon Capture, Utilization and Storage (CCS/CCUS) di Indonesia turut dijajaki.

Chairman of Organizing Committee ICIOG 2023, Mohammad Kemal mengungkapkan, ada empat konsep yang diangkat dalam ICIOG 2023 antara lain Energy Security, Attracting Investment, Dynamic Market, serta Energy Transition. Melalui ICIOG 2023, para pemangku kepentingan dan pelaku usaha di industri hulu migas diharapkan bisa mengoptimalkan peluang dari tren yang tengah berkembang di tingkat global.

"Kondisi perekonomian dunia, trilema energi, tren investasi, serta peran gas sebagai energi transisi bisa menjadi momentum bagi industri hulu migas Indonesia untuk meningkatkan produksi, sekaligus mendukung pertumbuhan ekonomi nasional," kata Kemal.

"SKK Migas menyelenggarakan acara ICIOG setiap tahun untuk mendapatkan dukungan dan masukan terkait dengan kondisi terkini di global, lokal, serta hal-hal lain yang mempengaruhi hulu migas," ujarnya.

ICIOG 2023 menargetkan kehadiran 1.500 peserta, baik dari dalam maupun luar negeri. Acara ini juga akan diikuti peserta dari lembaga negara/pemerintah, para ahli, institusi keuangan, penyedia jasa, investor, hingga Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).

Sejumlah nama penting akan hadir sebagai keynote speakers, di antaranya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut B. Pandjaitan, Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia, serta Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya Bakar.

Selain konvensi dan ekshibisi, di sela-sela acara juga akan dilakukan penandatanganan Nota Kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) antara SKK Migas dengan beberapa perusahaan serta penandatanganan kontrak antara SKK Migas dengan KKKS. SKK Migas juga akan memberikan sejumlah penghargaan kepada KKKS dan pemangku kepentingan atas pencapaian dan kinerja unggul yang telah ditunjukkan.

(shc/das)

Hide Ads