Kemenkeu Sebut Kuota Subsisi BBM-LPG 3 Kg Masih Aman

Kemenkeu Sebut Kuota Subsisi BBM-LPG 3 Kg Masih Aman

Aulia Damayanti - detikFinance
Rabu, 20 Sep 2023 12:15 WIB
Pekerja tengah menurunkan gas LPG 3 Kilogram di kawasan Jakarta Selatan, Senin (3/1/2021). Skema distribusi Liquefied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram (kg) bersubsidi akan diubah oleh pemerintah mulai tahun ini. Perubahan ini dilakukan karena selama ini distribusi LPG 3 kg dinilai tidak tepat sasaran.
LPG 3 Kg/Foto: Grandyos Zafna
Jakarta -

Kementerian Keuangan menyebut anggaran atau kuota subsidi energi baik bahan bakar minyak (BBM) Pertalite, solar, dan LPG 3 kilogram (kg) masih aman. Adapun total anggaran 2023 untuk subsidi energi Rp 339 triliun.

Hal ini diungkapkan oleh Kepala Pusat Kebijakan APBN, Badan Kebijakan Fiskal (BKF), Kemenkeu Wahyu Utomo, dalam acara mini talkshow detikfinance Bedah APBN 2024 di Beranda Kitchen, Jakarta Selatan, Rabu (20/9/2023).

"Kuotanya masih oke, masih dalam batas kuota baik kuota solar maupun kuota Pertalite dan kuota LPG 3 kg, volume masih dalam batas aman, jadi volatilitas ada di ICP, kurs sedikit tertekan. Kita lihat di APBN 2023 total subsidi Rp 399 triliun. Kalau perhitungan kami ini masih dalam batas aman," katanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Terkait apakah harga BBM akan naik atau tidak, menurut Wahyu banyak faktor yang mempengaruhi untuk kenaikan BBM. Pertama harga minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP), kemudian volume penggunaan subsidi, dan ketiga pengaruh tekanan kurs rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

"Subsidi dan kompensasi ini naik turunnya dipengaruhi beberapa hal, ICP naik apa, volume naik apa nggak, ketiga kurs. Ketiga hal itu akan mempengaruhi naik atau turun. Sekarang di 2023, kalau sampai bulan Agustus lalu, pergerakan US$ 90-US$ 80 tetapi pergerakan US$ 88 itu average US$ 81-92, ICP," jelasnya.

ADVERTISEMENT

Wahyu juga mengatakan jika terjadi kenaikan ICP yang akhirnya menaikkan harga BBM bukan serta merta akan meningkatkan defisit APBN. Walaupun dia tidak menampik bahwa akan ada peningkatan defisit, namun kenaikan itu juga berdampak positif pada pendapatan negara khususnya pada sektor minyak dan gas (migas)

"ICP naik ini jangan diartikan kalau ini defisitnya melebar, mungkin iya ya. Tetapi intinya pendapatan juga naik, bukan hanya secara matematis kalau itu naik pasti kemudian defisitnya melebar, tetapi pendapatan juga naik, pendapatan migas itu naik, PNBP naik, belanja naik," pungkasnya.

Lihat juga Video: Aksi Licik Dekok, Oplos Elpiji Subsidi-Raup Cuan Rp 50 Juta

[Gambas:Video 20detik]



(ada/ara)

Hide Ads