RI Mau Tambah Lagi Pembangkit Listrik Terapung di Bendungan, Potensinya 14 GW

RI Mau Tambah Lagi Pembangkit Listrik Terapung di Bendungan, Potensinya 14 GW

Ilyas Fadilah - detikFinance
Rabu, 15 Nov 2023 14:41 WIB
Foto udara panel surya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata di Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (9/11/2023). PLTS Terapung Cirata dengan kapasitas 192 Megawatt Peak yang merupakan PLTS terapung terbesar se Asia Tenggara dan terbesar ketiga di dunia tersebut mulai dioperasikan untuk memenuhi kebutuhan listik di Pulau Jawa, Madura dan Bali. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/rwa.
Pembangkit Listrik Terapung di Cirata - Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
Jakarta -

Pemerintah terus mengembangkan sumber energi bersih, salah satunya dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). Saat ini Indonesia sudah memiliki PLTS terapung Cirata dengan kapasitas pembangkit 14 megawatt (MW).

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jisman P. Hutajulu mengatakan, PLTS terapung Cirata merupakan yang terbesar di ASEAN.

"Saat ini Indonesia memiliki 145 MW PLTS terapung di Cirata dan sudah diresmikan, dan PLTS terbesar di ASEAN," katanya dalam RDP dengan Komisi VII DPR RI, Jakarta Pusat, Rabu (15/11/2023).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ke depannya, kata dia, pemerintah bakal memanfaatkan bendungan atau waduk sebagai lokasi PLTS. Ia menyebut potensi PLTS terapung memiliki potensi hingga 14 gigawatt (GW).

"Ke depannya pengembangan PLTS terapung dengan memanfaatkan bendungan atau waduk PLTA memiliki potensi sebesar 14 GW," lanjutnya.

ADVERTISEMENT

Dalam kesempatan itu, Jisman menyinggung sumber potensi energi baru terbarukan masih jauh dari lokasi pusat beban penggunaan energi. Sehingga perlu adanya penguatan infrastruktur untuk menyalurkan energi ke pusat beban.

Adapun pusat beban yang dimaksud adalah Pulau Jawa. Oleh karena itu Indonesia berencana mengembangkan supergrid untuk meningkatkan konektivitas dan optimalisasi energi baru terbarukan.

"Indonesia berencana mengembangkan supergrid guna meningkatkan konektivitas dan optimalkan potensi EBT di 5 pulau, Sumatera, Jawa, Kalimantan, Nusa Tenggara, dan Bali. Untuk interkoneksi Sumatera dan Jawa diperkirakan punya panjang 110 km dan memerlukan saluran udara maupun saluran kabel bawah laut bertegangan ekstra tinggi," tutupnya.

(ily/kil)

Hide Ads