×
Ad

Bos BI Bicara soal Ekonomi RI di Tengah Ketidakpastian Global

Anisa Indraini - detikFinance
Rabu, 12 Nov 2025 13:07 WIB
Foto: Dok. YouTube Bank Indonesia
Jakarta -

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo memperkirakan ekonomi dunia sampai 2026 masih akan diwarnai ketidakpastian. Hal ini dikarenakan dampak tarif resiprokal yang diterapkan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan ketegangan geopolitik yang berlanjut.

"Pada 2025 dan kemungkinan juga 2026 mendatang, perekonomian dunia masih diwarnai oleh tingginya ketidakpastian karena dampak tarif yang dikeluarkan oleh pemerintah AS dan berlanjutnya ketegangan geopolitik yang semuanya berdampak pada melambatnya pertumbuhan ekonomi dan tingginya ketidakpastian di pasar keuangan global," kata Perry dalam rapat kerja dengan Komisi XI DPR RI, Rabu (12/11/2025).

Seperti diketahui, pada April 2025 pemerintah AS mengeluarkan kebijakan tarif resiprokal yang lebih luas ke 70 negara antara lain China, Meksiko, Eropa dan negara-negara Asia termasuk Indonesia. Pertumbuhan ekonomi dunia pun diperkirakan akan melambat menjadi 3,1% di 2025 dan 3% di 2026.

"Kebijakan tarif yang dikeluarkan oleh pemerintah AS itu kemudian berdampak pada pola perdagangan dunia dan melambatnya pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dunia pada 2025 diperkirakan melambat dari 2024 3,3%, menjadi 3,1% pada tahun ini dan diperkirakan menjadi 3% pada 2026," paparnya.

Selain perlambatan ekonomi, Perry juga mengantisipasi terjadinya fragmentasi atau terpecah-pecahnya pola pertumbuhan ekonomi antar negara. Seperti di AS dan China yang ekonominya cenderung melambat, sementara Uni Eropa dan India masih tumbuh bagus.

"Tapi kesemuanya, pertumbuhannya itu lebih rendah pada 2025 dibandingkan 2024," papar Perry.

Meski demikian, Perry menilai pertumbuhan ekonomi Indonesia masih berjalan baik. Hal ini didukung pola ekspor yang tumbuh cepat, belanja pemerintah dan konsumsi dalam negeri yang masih kuat meski masih perlu ditingkatkan.

"Pada triwulan III pertumbuhan ekonomi domestik 5,04%. Dari sisi pengeluaran itu didorong oleh kinerja ekspor yang tumbuh 9,91%, konsumsi rumah tangga 4,89%, investasi 5,04%," ungkapnya.

Perry memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal IV-2025 akan lebih tinggi dibandingkan realisasi kuartal III-2025 yang tumbuh 5,04%. Pasalnya pemerintah telah banyak menggelontorkan program stimulus fiskal untuk akhir tahun.

"Kami perkirakan di triwulan IV ini pertumbuhan ekonomi akan lebih tinggi sejalan dengan ekspansi stimulus fiskal yang lebih cepat dan berjalannya proyek-proyek pemerintah termasuk paket kebijakan ekonomi pemerintah 2025, termasuk bantuan sosial yang disalurkan pada triwulan IV-2025," tegas Perry.

"Secara keseluruhan kami perkirakan pertumbuhan ekonomi pada 2025 adalah kisarannya 4,7% sampai 5,51% dan sedikit di atas titik tengah 5,1%. Kemudian akan meningkat pada 2026," tambahnya.

Tonton juga video "Penerima Anugerah Program Ekonomi Terpuji - detikjatim Awards 2025"




(acd/acd)
Berita Terkait
Berita detikcom Lainnya
Berita Terpopuler

Video

Foto

detikNetwork