Jakarta -
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menyebut relokasi pengembangan industri ke Batang karena wilayah ini lebih siap dibandingkan Brebes. Kepala BKPM Bahlil Lahadalia mengungkapkan nantinya Brebes juga dikembangkan untuk investasi.
"Brebes akan tetap dikembangkan, tetapi ini dibawa dulu ke Batang," kata dia dalam video conference, Jumat (12/6/2020).
Dia menjelaskan, selain karena Batang lebih siap, di Brebes pembebasan lahan belum bisa diselesaikan. Karena ada kawasan industri Brebes (KIB) yang memiliki ketinggian sangat rendah dan dibutuhkan investasi untuk pengurukan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya BKPM memastikan iklim investasi dalam situasi new normal ini bisa berjalan seperti sebelumnya. Bahlil menyampaikan bahwa secara umum realisasi investasi di daerah-daerah mulai berjalan lancar setelah kegiatan industri dan investasi sempat tertunda selama pemberlakuan pembatasan sosial berskala besar (PSBB).
"Kita pantau kegiatan investasi mulai berdenyut. Pekerjaan konstruksi di lapangan sudah berjalan dengan baik," ujar Bahlil.
Berlanjut di halaman berikutnya.
Dia mengingatkan agar kegiatan usaha di lapangan sesuai dengan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.
"Tadi saya cek langsung di PLTU Batang, standardisasi COVID-19 bahkan dia sudah pakai teknologi yang otomatis mampu mendeteksi suhu tubuh karyawan yang masuk ke kawasan pembangkit," ucap Bahlil.
PLTU ini menelan investasi sebesar Rp 60 triliun. Nantinya pembangkit ini membantu PT PLN (Persero) menambah suplai listrik Jawa-Bali sebesar 5,7%.
"Selain itu, kita harapkan akan memasok listrik untuk kebutuhan industri di beberapa daerah di Jawa Tengah, seperti Pekalongan, Kendal, dan Semarang. Apalagi, kita lihat kawasan ini semakin tumbuh dengan pesat, kebutuhan listriknya juga otomatis bertambah," ujar Bahlil.
Saat ini Jawa Tengah merupakan salah satu destinasi favorit investasi dalam negeri maupun asing. Bahlil mengatakan, iklim investasi di Jawa Tengah sangat kondusif dan menjadi daya saing tersendiri bagi wilayah ini.
"Suasananya yang tenang, tidak ribut-ribut, infrastruktur tersedia dengan baik, dan keramahan masyarakat yang membuat daya saing investasi Jawa Tengah kian membaik," ujar Bahlil.
Jawa Tengah berada pada ranking 4 realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) periode triwulan I-2020 dengan nilai Rp 19,3 triliun (9,1%) dari total realisasi investasi. Investasi PMDN jauh mendominasi senilai Rp 14,6 triliun, sementara investasi PMA sebesar US$ 321 juta (Rp 4,7 triliun).
Simak Video "Video: Sandiaga Uno dan UMA Siap Investasi USD 300 Juta untuk Industri Film RI"
[Gambas:Video 20detik]