Dia mengingatkan agar kegiatan usaha di lapangan sesuai dengan protokol kesehatan untuk mencegah penularan COVID-19.
"Tadi saya cek langsung di PLTU Batang, standardisasi COVID-19 bahkan dia sudah pakai teknologi yang otomatis mampu mendeteksi suhu tubuh karyawan yang masuk ke kawasan pembangkit," ucap Bahlil.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PLTU ini menelan investasi sebesar Rp 60 triliun. Nantinya pembangkit ini membantu PT PLN (Persero) menambah suplai listrik Jawa-Bali sebesar 5,7%.
"Selain itu, kita harapkan akan memasok listrik untuk kebutuhan industri di beberapa daerah di Jawa Tengah, seperti Pekalongan, Kendal, dan Semarang. Apalagi, kita lihat kawasan ini semakin tumbuh dengan pesat, kebutuhan listriknya juga otomatis bertambah," ujar Bahlil.
Saat ini Jawa Tengah merupakan salah satu destinasi favorit investasi dalam negeri maupun asing. Bahlil mengatakan, iklim investasi di Jawa Tengah sangat kondusif dan menjadi daya saing tersendiri bagi wilayah ini.
"Suasananya yang tenang, tidak ribut-ribut, infrastruktur tersedia dengan baik, dan keramahan masyarakat yang membuat daya saing investasi Jawa Tengah kian membaik," ujar Bahlil.
Jawa Tengah berada pada ranking 4 realisasi investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) periode triwulan I-2020 dengan nilai Rp 19,3 triliun (9,1%) dari total realisasi investasi. Investasi PMDN jauh mendominasi senilai Rp 14,6 triliun, sementara investasi PMA sebesar US$ 321 juta (Rp 4,7 triliun).
Simak Video "Video: Sandiaga Uno dan UMA Siap Investasi USD 300 Juta untuk Industri Film RI"
[Gambas:Video 20detik]
(kil/ara)