Produksi Massal Vaksin Merah Putih Awal 2022

Produksi Massal Vaksin Merah Putih Awal 2022

Trio Hamdani - detikFinance
Selasa, 01 Sep 2020 05:30 WIB
Virus corona: China diam-diam uji coba vaksin Covid-19 pada para pekerja
Foto: BBC World
Jakarta -

Vaksin Merah Putih untuk mengakhiri penyebaran virus Corona ditargetkan diproduksi massal pada awal 2022. Progress pembuatan vaksin buatan Anak Bangsa itu disebutkan dalam bahan paparan Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Amin Soebandrio pada rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR RI.

Dalam paparan tersebut, per minggu keempat Agustus 2020, penyiapan koleksi gen target untuk sel mamalia sudah dilakukan sehingga didapat gen S, gen S1, gen RBD, dan gen N. Semua sudah masuk proses transfeksi ke sel mamalia.

"Jadi kalau bisa sampai dengan saat ini seperti kami sudah sampaikan bahwa sudah dilakukan kloning dari gen-nya, dan kemudian sudah dimasukkan ke dalam sistem ekspresi, dan diharapkan segera dalam 2-3 bulan ke depan akan uji pada hewan," kata dia Senin (31/8/2020).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lalu semua plasmid rekombinan telah terverifikasi sekuen gen insert-nya dan sesuai dengan sekuen virus isolat lokal Indonesia yang digunakan. Tidak ada mutasi atau perubahan.

Ekspresi protein siap dikerjakan ketika sel CHO sudah diterima. Kemudian pengembangan metode alternatif dengan sistem ekspresi di yeast sudah berhasil mengamplifikasi gen S1 dan RBD, dan sedang menunggu plasmid vektor datang untuk dilakukan kloning.

ADVERTISEMENT

Secara keseluruhan proses pengerjaan masih sesuai timeline pengembangan vaksin walaupun target dan sistem yang dikembangkan bertambah menjadi tiga sistem.

Diharapkan penyuntikan kepada manusia sudah dapat dilakukan pada pertengahan tahun 2021 sebagai uji klinis fase 1 yang akan dilanjutkan ke fase 2 dan fase 3. Terakhir, target produksi massal Vaksin Merah Putih awal 2022.

Vaksin kerja sama RI dan China pun tak cukup. Penjelasannya di halaman selanjutnya>>>

Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengungkapkan perusahaan farmasi asal China, Sinovac akan menyuplai bulk atau bahan baku vaksin sebanyak 260 juta ke Indonesia hingga akhir 2021.

Itu hanya cukup untuk memvaksinasi 130 juta penduduk Indonesia agar kebal dari virus Corona (COVID-19). Sebab masing-masing orang harus divaksin sebanyak 2 kali.

"Jadi dari Sinovac ini kita berharap sekitar 260 juta dosis ini sudah bisa kita amankan karena ini nanti akan kita programkan untuk lebih kurang 130 juta masyarakat, di mana satu orangnya mereka mesti 2 dosis. Makanya 260 juta itu kalau dibagi dua hanya cukup 130 juta," kata dia dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi IX DPR RI, Senin (31/8/2020).

Sementara berdasarkan konsep dari WHO maka 70% dari total penduduk harus divaksinasi.

"Kalau kita melihat konsep di WHO untuk kondisi pandemi ini kita harus bisa memenuhi konsep herd immunity, artinya ada kekebalan tertentu. Itu sekitar 70% orang harus diberikan vaksinasi. Kalau 70% artinya lebih kurang 170 juta rakyat Indonesia harus divaksin," jelasnya.

Untuk itu pihaknya bersama pemerintah akan menjalin kerja sama dengan produsen vaksin dunia selain Sinovac. Tujuannya agar seluruh masyarakat Indonesia bisa mendapatkan vaksin.

"Nah ini nanti akan kita coba lakukan kerja sama dengan berbagai macam vaksin produser. Tadi yang disampaikan oleh Badan BPOM ada dengan G42, ada Sinopharm, ada juga dari AstraZeneca, nanti juga akan dilakukan pembicaraan untuk bisa mensuplai," paparnya.



Simak Video "Vaksin Merah Putih Inavac Dinilai Efektif Lawan Omicron XBB"
[Gambas:Video 20detik]

Hide Ads