Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mendapatkan tantangan taruhan uang sebesar Rp 1 miliar dari Komisaris Krakatau Sarana Infrastruktur (KSI) Roy Maningkas.
Lalu apa alasannya Roy Maningkas memberikan taruhan kepada Erick Thohir?
Roy yang juga Mantan Komisaris Independen Krakatau Steel (KS) ini mengungkapkan, ajakan taruhan itu sebagai respons atas pernyataan Erick saat Rapat Kerja dengan Komisi VI DPR RI Kamis (2/12) lalu. Saat itu Erick mengungkapkan kemungkinan PT Krakatau Steel (Persero) Tbk bangkrut Desember tahun ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sebagai komisaris subholding KSI, saya meminta Menteri BUMN untuk bertaruh Rp 1 miliar. Jika KS Bangkrut bulan ini, saya akan bayar Pak Menteri. Sebaliknya jika KS tetap bertahan tanpa melakukan yang diminta Pak Menteri, uang Rp1 miliar itu akan saya sumbangkan ke kaum Dhuafa," kata Roy dalam keterangannya, dikutip Kamis (9/12/2021).
Dia mengatakan, KS memang dalam kondisi sulit. Akan tetapi, saat ini kondisinya sudah mulai membaik.
Sebagai aset strategis, seharusnya KS diperlakukan dengan strategis pula. Jangan sampai, kata dia, hanya karena ada motif tertentu, KS menjadi korban dari kepentingan tersebut.
"Saya pernah menjadi komisaris di KS dan sekarang di subholding KSI. Saya percaya dan yakin, KS tidak seburuk yang disampaikan oleh Menteri BUMN," ujarnya.
Untuk menyelesaikan kewajiban KS kepada sejumlah krediturnya, perusahaan telah memiliki sejumlah rencana. Termasuk melepas kepemilikan saham di KSI hingga 40%. Namun belakangan muncul permintaan agar penjualan KSI sampai 70% saham sampai tahun 2023.
"Inilah yang justru akan merugikan KS sebagai pemegang saham mayoritas. Karena KSI merupakan aset penting dan cashcow dari KS. Bahkan saat ini sekitar 50% EBITDA KS berasal dari KSI," tuturnya.
Usai pernyataan Erick Thohir, saham KRAS langsung mengalami Auto Rejection Bawah atau turun pada level harga batas terendah. Saham KRAS terkoreksi -6,7% yang artinya pemegang saham, baik itu negara maupun investor publik mengalami kerugian dari penurunan nilai perusahaan sebesar Rp 671 miliar (unrealized loss).
"Jadi bukan saya suka bertaruh, tapi ini untuk meyakinkan rakyat bahwa ada ketidakberesan di transaksi ini, KSI memiliki kontribusi laba ke holding KRAS sangat signifikan, sehingga dengan divestasi KSI yang ditargetkan mencapai 70% hingga tahun 2023 dan KRAS hanya memiliki 30% sama saja bohong," ujar Roy.
"Menurut saya Pak Menteri juga nggak jujur kalau ngomong yang mau beli KSI cuma INA (Indonesia Investment Authority). Tolong, dahulukan kepentingan negara, bukan kelompok apalagi individu," sambungnya.
Bersambung ke halaman selanjutnya.
Simak juga Video: Erick Thohir Bakal Benahi Dana Pensiun BUMN yang Jadi Lahan Korupsi