Alasan dia menyebut proyek ini proyek bohongan lantaran proyek ini hanya dijalankan demi kepentingan pengembang sehingga dianggap tak sepenuhnya demi kebutuhan masyarakat.
"Kecebong itu kereta cepat bohong-bohongan. Iya, ini bohong-bohongan karena sebenarnya tidak perlu membangun kereta cepat Jakarta-Bandung yang berhenti 4 kali," kata Roy saat itu.
Roy menyebut proyek 'kecebong' hanya dijalankan demi kepentingan pengembang. Dia memberi suatu contoh berdasarkan pendapat pribadi.
"Karena sebenarnya satu pemberhentian yang namanya Kota Walini, itu adalah untuk pengembang. Kota Walini itu akan dibangun di salah satu PTPN, menggusur hutan. Waktu saya masih di Komisi VI beberapa waktu lalu, komisaris PTPN kita dorong untuk menolak itu. Dan sampai sekarang kecebong tetap menjadi kecebong," sebut dia.
Menteri BUMN, Rini Soemarno kemudian menampik tudingan tersebut. Rini mengatakan pembangunan mega proyek senilai US$ 5,9 miliar atau sekitar Rp 78,6 triliun ini masih terus berjalan dan bukan proyek bohongan seperti yang ditudingkan belakangan ini.
"Enggak bohong-bohongan kok. Beneran. Cuma memang memakan waktu," kata Rini ditemui sesudahnya.